JAKARTA - Sebagai bentuk dukungan kepada perusahaan lokal, maka pemerintah melakukan beberapa kerjasama dengan negara asing untuk membuat pameran produk Indonesia.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen) Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak, bekerja sama dengan Swiss Import Promotion Program (SIPPO). Dalam Indonesian Country Pavillion, peserta pameran yang diikutsertakan merupakan perusahaan-perusahaan yang telah lulus seleksi audit dan telah mengikuti program pelatihan yang diselenggarakan oleh SIPPO.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Dalam program ini, setiap perusahaan dipersyaratkan mengikuti pelatihan selama tiga tahun berturut-turut dan hanya diberi kesempatan mengikuti pameran sebanyak tiga kali. Tujuannya untuk menciptakan kemandirian dalam persaingan global.
Dikutip dari laman Kementerian Perdagangan, Minggu 31/8/2014, berikut ini 10 perusahaan yang terpilih sebagai peserta pameran, yaitu PT Casa Java Furniture, Semarang, PT Evoline Furniture Industry, Sidoarjo, CV Debough Indonesia – Mbiyen, Sidoarjo, UD Permata Furni, Semarang, dan CV. Ergo Furniture Indonesia, Jakarta.
Selanjutnya, PT Tunas Sinergi Persadatama, Yogyakarta, CV. Sunteak Alliance, Jepara, CV. Jawa Corner, Kudus, PT Amangriya, Sidoarjo, dan Queen Furniture, Jepara.
Atase Perdagangan RI di Berlin juga terlibat dengan menempati area 55 m2. Selain itu, dalam Indonesian Country Pavillion juga terdapat beberapa perusahaan dari program pelatihan sebelumnya yang diajak serta yakni PT. Elmas Natura, Jakarta dan PT. Khavindo Mebel Indonesia, Cirebon.
Dirjen Nus menyatakan bahwa kegiatan promosi yang pesertanya telah disiapkan seperti ini sangat penting guna mendukung pencapaian target ekspor.
"Pameran yang kepesertaannya disiapkan melalui program pelatihan ekspor merupakan kegiatan yang dapat mendukung tercapainya target ekspor menurut produk ke negara tujuan ekspor yaitu Jerman. Jerman merupakan salah satu pasar utama yang ditargetkan tumbuh sebesar USD 2,9 miliar (realisasi 2014-2015) dengan target pertumbuhan ekspor produk hasil hutan pada tahun 2014 senilai USD 117,8 juta,” pungkas Nus.
(rzk)