Share

Kubu Prabowo-Hatta: untuk Apa Rekonsiliasi dengan Jokowi?

Achmad Fardiansyah , Okezone · Minggu 31 Agustus 2014 08:02 WIB
https: img.okezone.com content 2014 08 31 339 1032124 qonTNMThC3.jpg Jokowi bersama Prabowo (Foto: Dok Okezone)
A A A

JAKARTA - Juru bicara Tim Kampanye Nasional pasangan Prabowo Subianto -Hatta Rajasa, Andre Rosiade menegaskan, rekonsiliasi antara kedua capres dan cawapes tidak perlu dilakukan. Pasalnya, dirinya merasa tidak mempunyai masalah dengan kubu pemenang Pilpres 2014 itu.

"Yang jelas dari kami sudah mengakui keputusan Mahkamah Konstitusi (MK), lagian untuk apa rekonsiliasi? karena Pak Prabowo sendiri tidak punya masalah dengan Pak Jokowi," kata  Andre saat berbincang dengan Okezone di Jakarta, Sabtu (30/8/2014) malam.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Meski demikian, kata Andre, bukan berarti pihaknya akan menutup pintu terhadap Presiden RI terpilih, Joko Widodo (Jokowi) untuk duduk bersama dengan Prabowo Subianto guna membicarakan kepentingan bangsa dan negara.

"Kesimpulannya, Pak Prabowo enggak pernah merasa punya masalah. Jadi, apa yang harus direkonsiliasi, Tapi kalau Jokowi ingin bertemu dengan Pak Prabowo silakan saja. Pak Prabowo sangat terbuka ketemu dengan siapapun sepanjang untuk kepentingan bangsa dan negara," paparnya.

Andre melanjutkan, di mata Jokowi, Prabowo bukanlah orang yang baru dikenalnya, karena bagaimana pun capres nomor urut 1 itu sempat berjuang untuk Jokowi. 

"Harusnya Pak Jokowi masih tahu cara menghubungi Pak Prabowo karena bagaimanapun Pak Prabowo sangat berjasa, sehingga Jokowi jadi gubernur (DKI Jakarta) atas dukungannya. Itu sejarah yang enggak bisa dihapus," tutupnya.

Sebelumnya, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Asshiddiqie menilai rekonsiliasi antara kedua capres dan cawapres paska Pilpres boleh dilakukan.

Hal ini juga dikarenakan di Indonesia baru pertama kali ada dua pasangan yang ikut berkompetisi di Pilpres.  Jimly juga menilai rekonsiliasi justru akan berdampak positif bagi proses pendidikan politik di Indonesia. (put)

(ded)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini