Share

3 Lapis Saham Ada di Bursa

Senin 01 September 2014 11:00 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 01 226 1032495 QcpwemjpKJ.jpg 3 Lapis Saham Ada di Bursa (Ilustrasi: Reuters)
A A A

Di kalangan investor saham, ada istilah saham lapis pertama, lapis kedua, dan lapis ketiga. Ini sebutan untuk membedakan saham-saham yang tercatat di bursa efek, baik di Indonesia maupun di bursa efek negara lain. Umumnya perbedaan di antara ketiga lapis saham ini dilihat dari kapitalisasi pasar saham masing-masing.

Kapitalisasi pasar saham dihitung dari jumlah saham yang tercatat dikalikan harga sahamnya. Contoh, saham A jumlah saham tercatatnya ada 5 juta lembar, dengan harga per lembar Rp1.000, maka nilai kapitalisasi pasar saham A senilai Rp5 miliar. Saham-saham dengan nilai kapitalisasi tertinggi atau sekitar 30persen teratas disebut saham lapisan pertama, berikutnya di tengah-tengah diistilahkan dengan saham lapis kedua, dan yang terbawah saham lapis ketiga.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Saham lapis pertama, disebut juga  saham-saham blue chips. Blue chips stocks adalah jenis saham yang digolongkan sebagai saham perusahaan yang unggul, dilihat dari nilai kapitalisasi pasar yang  tinggi. Disebut saham blue chips umumnya jika perusahaan secara berkesinambungan membukukan kinerja keuangan yang relatif bagus, dan memberikan dividen dalam jumlah yang besar, di atas rata-rata dividen seluruh saham yang tercatat di bursa yang sama.

Perusahaan yang sahamnya digolongkan sebagai saham blue chips umumnya  memiliki posisi yang penting dan biasanya menjadi pemimpin di industrinya serta sering menjadi rujukan di sektor usahanya.  Bursa Efek Indonesia mengelompokkan saham-saham blue chips ke dalam daftar indeks saham LQ 45 atau 45 saham terlikuid atau yang paling aktif ditransaksikan.

Saham blue chips menarik buat investor yang mencari investasi yang berkualitas yang menawarkan tingkat dividen tinggi  dan punya potensi pertumbuhan yang konsisten naik. Saham jenis ini biasanya dibeli untuk tujuan investasi jangka panjang. Dan karena risikonya relatif rendah, bisa dipilih sebagai cara untuk mendapatkan imbal hasil yang sedang namun dapat diandalkan. Akibatnya, saham jenis ini biasanya dijual dengan harga yang relatif tinggi.  

                

Sementara saham lapis kedua, atau disebut juga mid-cap stocks dan lapis ketiga atau small-cap stocks adalah saham-saham yang nilai kapitalisasi pasarnya di bawah saham-saham blue chips. Kinerja perusahaan yang mengeluarkan saham lapis kedua, apalagi lapis ketiga, tidak sebaik perusahaan yang sahamnya dikatagorikan blue chips. Dividen yang dibagikan pun umumnya kecil atau bahkan tidak membagikan dividen.

Mengapa demikian? Karena perusahaan umumnya sedang dalam tahap investasi atau pengembangan usaha. Menariknya, saham ini umumnya berharga murah, dan akan melonjak tinggi (memberikan potensial capital gain tinggi) ketika pengembangan perusahaan membuahkan hasil yang signifikan. 

Sejumlah investor yang umumnya dikategorikan sebagai risk taker atau investor yang berani mengambil risiko senang pada saham-saham lapis kedua dan lapis ketiga. Lantaran, potensi pertumbuhan perusahaan umumnya tinggi. Biasanya perusahaan-perusahaan baru akan bertumbuh lebih cepat dari perusahaan yang besar dan sudah beroperasi lama. Yang perlu dicermati ketika berinvestasi pada saham  lapis kedua dan ketiga adalah memahami bisnis dan perusahaan yang sahamnya ingin dibeli.

Memahami jenis bisnis yang digeluti, berarti memahami risiko dan peluang bisnis ini. Dalam suatu waktu, saham-saham yang saat ini ada di lapis kedua, bisa saja naik kelas menjadi saham lapis pertama jika sudah berkembang menjadi perusahaan besar. Investor-investor yang memiliki perusahaan investasi banyak yang mengincar saham-saham lapis kedua dan ketiga. Mereka menjadi pemegang saham mayoritas, kemudian membenahi perusahaan, menambah modal, mengembangkan jaringan pemasaran dan memperbaiki laporan keuangan.

Ketika perusahaan sudah bertumbuh menjadi perusahaan yang berkinerja bagus, harga saham naik, mereka akan menjual saham dan mengalihkan kepemilikannya dengan keuntungan yang besar. 

Investor bisa memilih sesuai kemampuan masing-masing, membeli saham lapis pertama, kedua, atau ketiga. Yang terpenting mengerti dan memahami saham-saham yang hendak dipilih, dan berinvestasilah untuk jangka panjang.  (TIM BEI)

(rzk)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini