JAKARTA - Permainan pihak bertanggung jawab yang menaikkan harga tebus beras raskin menjadi perhatian Bulog. Padahal beras raskin adalah beras yang disiapkan untuk masyarakat yang kurang mampu.
"Saya kira raskin masih sangat diperlukan ya, yang perlu mendapat perhatian itu harga tebus," ungkap Kepala Bulog Sutarto Alimuso saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Senin (1/9/2014).
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Menurutnya, harga tebus yang ada saat ini terlalu tinggi jika dibandingkan harga pasar. Kemungkinan hal itu terjadi karena adanya pengaruh harga lain atau penetapan pemerintah daerah (pemda).
"Ini terlalu jauh kan kalau dibanding dengan harga pasar. Tidak pernah naik selama tujuh tahun, yang selanjutnya mungkin karena pengaruh harga-harga yang lain mungkin juga harga dari pemerintah bahwa harganya harus ditinjau," kata dia.
Dia mengatakan, DPR juga meminta Bulog untuk menghitung harga tebus raskin yang sesuai. Sementara itu, terkait dengan kuota beras raskin, Sutarto menyebutkan setiap tahunnya kuota akan disesuaikan dengan kebutuhan.
"Tergantung kebutuhan, itu ada standarnya, 12 kali selama satu tahun. Tapi kadang kan terjadi gejolak harga, terpaksa harus naik misalnya. Tapi itu pemerintah, kita kan pelaksana aja," tukas dia.
(wdi)