Share

Jawab Isu MEA 2015, Dosen Unand Rilis Buku

Rachmad Faisal Harahap , Okezone · Senin 01 September 2014 11:05 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 01 373 1032494
A A A

JAKARTA - Pada 2015, Indonesia akan menghadapi tantangan global, yaitu Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Persiapan demi persiapan pun telah dilakukan seperti misalnya membuat buku.

Hal tersebut dilakukan oleh Dosen Universitas Andalas (Unand) Padang Yuliandre Darwis yang telah meluncurkan sebuah buku berjudul “Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015”. Dalam menyongsong MEA 2015 yang sudah di depan mata, selain dosen, Yuliandre yang juga sebagai Pebisnis pun sempat-sempatnya membuat buku dalam kesibukannya.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Dia mengatakan, buku ini menjelaskan tentang tantangan dan harapan bangsa Indonesia untuk menghadapi persaingan global dalam era MEA pada tahun depan. Tantangan terbesar dalam MEA, yaitu dalam hal perdagangan.

"Saat ini, Indonesia diprediksi mempunyai pangsa pasar sekira 60 persen di Asia Tenggara. Dengan tingginya peluang pasar di Indonesia, menjadikan bangsa yang telah memiliki tingkat ekonomi yang tinggi akan bersaing memanfaatkannya. Apabila Indonesia tidak siap, hal ini akan merugikan bangsa dari sisi ekonomi," ujar Yuliandre, seperti dilansir laman Unand, Senin (1/9/2014).

Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) itu memaparkan beberapa contoh kemajuan ekonomi pada beberapa negara di Asia, seperti Thailand, Singapura, dan China. Maksud dari lahirnya buku ini sebagai upaya memotivasi pembaca dan rakyat Indonesia untuk siap menghadapi tantangan global di masa yang akan datang.

"Secara garis besar, buku ini bertujuan untuk memberikan gambaran pengetahuan tentang era MEA kepada pembaca. Sekaligus memberikan motivasi untuk terus berusaha dan siap menghadapi era yang direncanakan akan bergulir pada akhir 2015," ucap Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Pascasarjana itu.

Selain itu, Rektor Unand Dr. H. Werry Darta Taifur pun menyampaikan rasa kagum kepada Yuliandre karena disela kesibukannya yang padat, tapi tetap berkarya dalam mencerdaskan bangsa. Hal ini tentunya patut ditiru oleh dosen lainnya di Unand.

"Buku yang ditulis Yuliandre saat ini hadir disaat yang tepat, dimana buku ini dibutuhkan oleh banyak pihak sebagai referensi pengetahuan tentang MEA 2015," ungkap Werry.

Werry berpesan kepada dosen yang belum menulis buku agar segera untuk berkarya seperti Yuliandre, karena tantangan sebagai dosen kedepannya semakin sulit. Dia menjelaskan kedepannya di Indonesia tidak akan ada lagi penambahan program studi (prodi), kecuali ditambah berdasarkan standar kelayakan dosen.

"Untuk itu, diharapkan kepada dosen untuk menghasilkan karya ilmiah nasional maupun internasional terindeks scopus," tuturnya. (fsl)

(rhs)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini