Share

Rektor Unila Diganjar Gelar Adat

Rachmad Faisal Harahap , Okezone · Senin 01 September 2014 12:03 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 01 373 1032500 PiNdpQd1lV.jpg Rektor Unila Diganjar Gelar Adat (Foto: dok. Unila)
A A A

JAKARTA - Diberi sebuah penghargaan atau gelar oleh seorang Raja merupakan sebuah kehormatan besar. Hal itu dirasakan oleh Rektor Universitas Lampung (Unila) saat meninjau mahasiswanya kuliah kerja nyata (KKN).

Rektor Unila Prof. Sugeng P. Harianto mendapatkan gelar Raja Perdana Buay Nyerupa dari Kebuayan Paksi Buay Nyerupa Kerajaan Paksi Pak Sekala Brak.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Pemberian gelar adat kehormatan itu langsung disaksikan raja kerajaan Sekala Brak, Suntan Pikoelun Jayadiningrat (tua) dan raja muda Suntan Junjungan Baginda Raja. Tidak hanya itu, pemberian gelar juga disaksikan ribuan masyarakat Lampung Barat.

Prof. Sugeng berterima kasih yang sebesar-besarnya atas pemberian gelar adat kepada dirinya. Dia mengatakan, gelar ini merupakan sebuah kehormatan besar baginya dan tentunya Unila.

"Gelar ini merupakan amanah dan harapan untuk menjadi baik lagi kedepannya. Tentu akan kami jaga sebaik-baiknya,” ujar Prof. Sugeng, seperti dilansir laman Unila, Senin (1/9/2014).

Sugeng juga menyampaikan ucapan terima kasih, karena telah memercayakan Unila untuk membantu membangun masyarakat dengan kerjasama mahasiswa KKN yang selama ini dilakukan. Dia berharap, masyarakat dan mahasiswa bisa saling bahu membahu dan bekerjasama untuk membangun wilayah masing-masing dan Lampung pada umumnya.

"Saya juga menitipkan mahasiswa KKN Unila kepada pihak pemerintah kabupaten setempat. Jika ada beberapa mahasiswa yang masih belum bisa berlaku layaknya mahasiswa, mohon dibimbing, karena kita semua masih dalam proses pembelajaran," ucapnya.

Dia menambahkan, mahasiswa turun kemasyarakat juga merupakan proses pendewasaan diri, agar nantinya bisa mengaplikasikan ilmunya sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Arak-arakan rektor menuju lokasi pemberian gelar pun diiringi harakan tarian dan rebana. Tari-tarian khas Lampung dan modern juga turut menyambut rombongan arak-arakan di depan tarup yang sudah dipasang.

Tari-tarian seperti tari Sabut Sai Batin (Penyembutan), tari Medley Nusantara, tari Ali Bambang, tari kreasi, dan tari Pendia. Selain itu, ada juga sendratari dengan cerita “Ratu Sifa” yang berarti Istri Buay Nyerupa. (fsl)

(rhs)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini