JAKARTA - Memasuki dunia baru, tentu kita butuh perkenalan dan adaptasi. Inilah tujuan kegiatan orientasi studi pengenalan kampus (ospek).
Meski demikian, ada saja ospek yang mengundang kontroversi; entah dari temanya, atau dari kegiatan yang dihelatnya. Misalnya yang terjadi di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel, Surabaya. Kegiatan Orientasi Studi Cinta Akademik dan Almamater (OSCAAR) yang diselenggarakan akhir Agustus lalu itu mengundang kontroversi karena mengusung Tema "Tuhan Membusuk; Re-konstruksi Fundamentalisme Menuju Islam Kosmopolitan".
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Baca: Ospek UIN Sunan Ampel Menuai Kontroversi
Menurut Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Pendidikan UIN Sunan Ampel, Eki Tirtana Zamzani, tema ospek sebenarnya tidak perlu berlebihan. Intinya, disesuaikan dengan pengenalan kampus.
"Yang penting, mengakomodasi kebutuhan maba untuk mengenal kampus dan beradaptasi. Enggak perlu menanamkan ideologi berlebihan, apalagi sampai bikin kontroversi," ujar mahasiswa Pendidikan Matematika itu ketika berbincang dengan Okezone, Senin (1/9/2014).
Baca: Ospek "Tuhan Membusuk", Rektor UIN Surabaya Minta Maaf
Sementara itu, bagi Ali Murtadlo, konsep dan tema ospek bisa disesuaikan dengan karakteristik fakultas masing-masing. "Bisa juga tema yang mengajak mahasiswa berpikir kritis dan membuka ruang diskusi. Misalnya, mahasiswa baru jadi tahu untuk apa mereka masuk fakultas itu," imbuh mahasiswa Fakultas Syariah itu.
Pemilihan tema ospek juga menjadi sorotan Libasut Taqwa. Mahasiswa Fakultas Syariah ini sebenarnya tidak mempermasalahkan tema-tema yang dirancang sesuai karakteristik fakulltas.
"Namun, yang jadi masalah, tema ini diberikan kepada pribadi-pribadi dalam masa transisi yang masih belum punya kematangan dalam berpikir," tuturnya.
Baca: Tema Ospek Kontroversial, Sudah Biasa Tuh
Pria yang akrab disapa Awan itu mengimbuhkan, saat ini sudah bukan masanya lagi ospek dengan konsep plonco. Sebaliknya, mahasiswa baru justru dibimbing untuk mengenal dan mencari tahu arti kampus sesungguhnya.
"Setidaknya ajak mereka ke perpustakaan. Kemudian, bantu mereka mengenal fakultas dan berbagai organisasi kemahasiswaan di kampus. Bahkan kalau perlu, lakukan studi banding dengan universitas lain," imbuh mahasiswa jurusan Siyasah Jinayah itu.
(rfa)