Share

Triwulan II, Pasar Perumahan RI Tetap Melambat

Meutia Febrina Anugrah , Okezone · Senin 01 September 2014 15:40 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 01 471 1032666 5jSIlCn0jf.jpg Triwulan II, Pasar Perumahan RI Tetap Melambat (Foto :Okezone)
A A A

JAKARTA - Memasuki triwulan II tahun 2014, pasar perumahan masih tetap dibayangi tren perlambatan. Riset yang dilakukan oleh Indonesia Property Watch (IPW) menunjukkan nilai penjualan masih membukukan penurunan -0,9 persen (q-to-q).

Meskipun demikian, berdasarkan nilai unit secara keseluruhan menunjukkan sedikit kenaikan sebesar 2,4 persen. Hal ini memperlihatkan pergeseran segmen harga ke harga yang rendah. Harga rata-rata segmen atas mulai terjadi pergeseran ke segmen yang lebih rendah menjadi Rp1,1 miliar dari harga rata-rata pada triwulan sebelumnya sebesar Rp1,5 miliar.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

"Di segmen menengah bawah, banyak pengembang yang mulai beralih dari segmen bawah ke segmen lebih atas yang diperkirakan terkait minat pengembang swasta yang menurun untuk membangun rumah murah menyusul kebijakan perumahan yang tidak berpihak.

Rencana penghapusan subsidi Rumah Sederhana Tapak (RST) merupakan salah satu faktor yang membuat pengembang enggan membuat rumah murah di samping nilai profitnya yang juga rendah," ungkap Pengamat Properti dari IPW, Ali Tranghanda yang dikutip dari laman IPW, Senin (1/9/2014).

Ali menilai, penghapusan PPN yang diberlakukan ternyata menjadi tidak sinkron dengan kebijakan penghapusan subsidi yang ada. Hal ini menunjukkan lemahnya koordinasi antar lembaga yang menyebabkan kebijakan yang diambil menjadi kontraproduktif.

Pasar mulai bergeser ke masyarakat menengah di tengah naiknya golongan masyarakat menengah perkotaan saat ini. Komposisi penjualan menengah atas turun dan bergeser ke segmen menengah dengan kisaran harga Rp300 juta sampai Rp800 jutaan.

Penjualan di sejumlah pengembang sempat anjlok di akhir triwulan II-2014 khususnya untuk segmen bawah yang lebih dikarenakan banyak masyarakat menunda pembelian rumah akibat tahun ajaran baru dan menjelang Lebaran.

Namun hal tersebut tidak terlalu berpengaruh untuk masyarakat segmen menengah sampai atas. Hal yang bersifat khusus untuk segmen ini berkaitan dengan pemilihan presiden yang membuat banyak pihak menahan diri untuk membeli properti menengah atas.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, pasar akan mulai bergerak naik di triwulan III-2014 dengan asumsi kondisi politik yang relatif kondusif. Meskipun demikian tren pertumbuhan yang ada masih dalam koridor tren perlambatan. Yang artinya belum menunjukkan tren percepatan yang signifikan

(wdi)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini