Share

Jangan Takut Berhenti dari Narkoba, Mulailah Hidup Barumu!

Senin 01 September 2014 14:16 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 01 542 1032617 HI0US82gaN.jpg Ilustrasi (foto: dok okezone)
A A A

Bagi para pemakai narkoba dan sudah telanjur menjadi pecandu, jangan pernah takut untuk berhenti. Kesempatan untuk memulai hidup yang lebih baik lagi masih terbentang luas, jangan biarkan kehidupan dikuasai dann diperbudak oleh narkoba. Hidup hanya untuk memakai, mencari narkoba dan tak melakukan apapun yang lebih berguna. Pengguna narkoba bukan penjahat atau pelak kriminal karena mereka hanya korban kejahatan dari para pengedar narkoba.

Membaca kisah Nursigit di  Majalah Buletin P4GN BNN Edisi 11 Tahun 2012, Nursigit yang mantan pecandu narkoba ini bercerita ketika ia merantau ke Jambi dan menjadi operator alat berat di sebuah perusahaan, meraup gaji bulanan yang mencapai 10 Juta per  bulannya. Ia menggunakan gajinya sangat tidak bijak, foya-foya, judi dan terjerumus narkoba.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Awalnya hanya coba-coba dengan menggunakan ganja kering. "Saya tak bisa lepas dari mengonsumsi ganja kering ini, selain rasanya enak juga murah dan mudah didapatkan, harga kisaran 20 ribu untung 4 linting," Kata Nursigit.

Beberapa bulan kemudian ia dipindah kerja ke Palangkaraya, di sana ia  mengenal Shabu dan semakin tak bisa lepas dari narkoba, siang menggunakan ganja lalu malam menggunakan shabu. Ia kerap mengajak teman-temannya untuk ikut memakai dan Nursigit hampir dikenal oleh para pemakai narkoba.

Nursigit mempunyai titik balik saat bertemu seorang Kiyai yang menyentuhnya dengankasih sayang, bertanya keadaannya tanpa menghakimi dan meangkulnya dengan segenap kemanusiaan bersama seluruh keluarga besarnya. Nursigit merasa tersentuh, malu dan bertekad untuk mengkahiri hubungannya dengan narkoba. Rangkaian rehabilitasi ia lakukan dengan tekun, petunjuk rohani dari Pak Kiyai dan pengobatan tradisional dengan terapi pun dijalaninya dengan penuh kesadaran. Lambat laun, Nursigit pulih dan dapat menjalankan hidupnya dengan normal kembali tanpa narkoba.

Godaan, cobaan bagi Nursigit selalu ada, teman-teman pecandunya kerap menghampirinya untuk mengajaknya kembali memakai narkoba. Disaat tertentu Nursigit sempat tergoda apalagi ketika teman-temannya mengiming-imingi narkoba gratisan. Tetapi dengan penuh kekuatan tekadnya, Nursigit berusaha menolaknya, tak hanya itu, Nursigit juga berusaha mengajak teman-temannya untuk berhenti mengonsumsi narkoba secara perlahan-lahan. Ada yang menyambut baik ada juga yang meremehkannya namun Nursigit tetap pada keyakinannya dan niat baiknya. Sehingga beberapa temannya ada yang mengikuti Nursigit untuk berhenti memakai narkoba. Perjalanan untuk pulih dari narkoba bagi Nursigit memang tak mudah dan memerlukan berbagai perjuangan keras. Tetapi ada hasil memuaskan dibaliknya.

Lain lagi dengan kisah Bim Bim Slank, yang saya kutip dari sebuah majalah, Bim Bim yang merupakan salah satu motor penggerak Grup Band Slank sempat tersihir oleh narkoba termasuk dua temannya Kaka dan Ivan. Seolah narkoba memberikan kebebasan berekspresi ketika berkarya, iming-iming tersebut selalu disambut Bim Bim dan dua kawannya sebagai doping saat bermusik. Tetapi itu tidak lama, karena Bim Bim, Kaka dan Ivan merasakan dampaknya seiring berjalannya waktu. Tubuh mereka lambat laun digerogoti narkoba, semakin hari semakin kecanduan dan setiap langkah hidupnya yang terbersit hanyalah berpikir bagaimana caranya mendapatkan narkoba ketikka sakaw tiba.  Dukungan dan perhatian Bunda Ipet, orangtua Bim Bim akhirnya menngantarkan mereka pada proses pemulihan. Bim Bim, Kaka dan Ivan menjalani terapi di rumah Bim Bim dengan bantuan therapyst yang didatangkan oleh Bunda Ipet. Pada hari pertama sampai hari ketiga, Bim Bim, Kaka dan Ivan merasakan reaksi terapi yang dahsyat.

Saat sakaw mereka hanya diberikan ramuan herbal sebagai detoksifikasi. Dalam proses ini, mereka mengamuk karena menahan sakit dan nyeri akibat sakaw. Bim Bim dan Ivan cenderung mengamuk di dalam rumah, didampingin Bunda Ipet. Sedangkan Kaka lebih memilih lari keluar dan menghubungi bandar narkoba langganannya. Bandar narkoba datang tetapi langsung ditangkap dan diserahkan kepada yang berwajib.

Kaka akhirnya ikut menjalani pemulihan bersama Bim Bimm dan Ivan. Dari proses detoksifikasi tersebut, mereka berangsur-angsur pulih dan semua racun keluar melalui feses yang berwarna hitam. Dalam hari ke tujuh proses pemulihan, mereka sudah merasa segar dan dilanjutkan dengan terapi lanjutan serta pengobatan medis. Pendekatan secara rohani pun dilakukannya.

Inisiatif Bunda Ifet sebagai orangtua yang sangat pedulu terhadap anaknya serta teman-temannnya, sangat membantu proses pemulihan mereka. Sampai sekarang Bim Bim,Kaka dan Ivan sudah terlepas dari jeratan narkoba dan sudah dapat berkarya dengan total tanpa narkoba. Ekspresi mereka pun semakin berisi dan karirnya semakin cemerlang tanpa narkoba.

Pengalaman lain tentang pecandu narkoba yang berani mengambil keputusan untuk berhenti memakai narkoba, adalah Julia Aliska. Seorang perempuan yang saya kenal ketika ada seminar tentang narkoba di Universitas Al Azhar 2013 lalu. Pada saat itu, Julia mengisi acara, testimoni dan memperagakan bagaimana kondisi jika kecanduan narkoba. Julia adalah mantan pecandu narkoba yang telah pulih, proses rehabilitasinya dalam binaan dr.Aisyah Dahlan.

Julia kecanduan narkoba lebih dari sepuluh tahun, hidupnya seolah hanya untuk memakai narkoba, mencari narkoba dan begitu saja berulang-ulang tanpa tujuan lain. Hidupnya dikuasai dan diperbudak narkoba dalam waktu yang lama, Julia seolah mengalami kematian yang panjang. Ketika teman-temannya satu per satu  meninggal karena over dosis, Julia merasakan ketakutan apalagi ketika dirinya divonis positif HIV, hidupnya semakin tak menentu maka Julia ingin berhenti mengonsumsi narkoba.

Dengan dukungan keluarganya, ia menjalani rehabilitasi dan berbagai terapi. Keluarganya mendukung sepenuh jiwa raganya mulai dari menunggunya saat pengobatan, mengalami berbagai hal yang kurang nyaman karena dalam masa pengobatan Julia sesekali mengamuk karena menahan sakit disaat sakaw. Julia mengakui bahwa ketika sakaw dirinya merasakan sakit seperti kuku kaki yang ditarik memakai tang. Melihat pengorbanan keluarganya yang tulus, Julia semakin tekun melakukan pengobatan sampai sembuh. Ia tak ingin merepotkan keluarganya apalagi menyusahkan kedua orangtuanya.

Setelah masa rehabilitasi, pengobatan dan terapi dijalaninya berangsur-angsur dirinya pulih dan sekarang sudah menikah, punya keluarga yang harmonis dan Julia mengabdikan dirinya menjadi volunteer anti penyalahgunaan narkoba dengan bergabung bersama Komunitas Mantan Pecandu Narkoba dibawah asuhan dr.Aisyah Dahlan dari BNN. Julia dan beberapa teman-teman mantan pecandu berbagi pengalaman dan motivasi dalam berbagai seminar agar generasi muda tak coba-coba menggunakan narkoba.

Dengan membagikan pengalaman dari awal ketergantungan narkoba sampai perjuangannya meraih kepulihannya diharap masyarakat dapat mengantisipasi kejadian yang dialami Julia di masa lalunya. Dan bisa mengambil contoh nyata bahwa ketergantungan narkoba bukan hanya membahayakan dirinya tetapi seluruh orang disekitarnya pasti kena imbasnya.

Dari pengalaman Nursigit, Bim Bim Slank dan Julia diatas, bisa diambil kesimpulan bahwa melalui proses rehabilitasi ini para pecandu dapat pulih kembali dan dapat menjalani kehidupannya seperti sedia kala. Jika ada pecandu atau pemakai narkoba yang berkeliaran di sekitar kita, jangan ragu untuk melaporkannya demi kebaikan pecandu supaya memperoleh haknya untuk hidup sehat dan menjalani kehidupannya dengan baik.

Bagi para pecandu atau pemakai narkoba, jangan pernah takut untuk berhenti dari mengonsumsi narkoba karena menuruti sakaw, dengan membeli dan memakai terus menerus narkoba bukan sebuah solusi dalam menghilangkan rasa sakitnya. Jika ingin sembuh total, penuhi proses rehabilitasi sampai tuntas dan jalani dengan penuh ketekunan. Niscaya hasilnya akan mengembalikan kehidupannya yang sempat hilang.

Bagi para pecandu dan pemakai narkoba, tak perlu takut apalagi malu ketika ingin melaporkan diri bahwa dirinya adalah pecandu narkoba. Karena pecandu narkoba yang bukan pengedar, akan dianggap sebagai korban penyalahgunaan narkoba. Bukan dianggap penjahat atau pelaku kriminalitas. Semua pecandu yang melaporkan diri ke institusi yang ditunjuk sebagai Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) setempat akan dilayani dengan baik dan kekeluargaan. Dan pemerintah memberkan pengobatan dan proses rehabilitasi gratis sampai sembuh.

Para pecandu atau pemakai narkoba yang melaporkan diri atas inisiatif dirinya sendiri, proses rehabilitasi bukanlah hukuman tetapi sebagai proses penyembuhan. Dalam prosesnya, mereka akan mendapatkan rangkaian terapi yang berkelanjutan, pemeriksaan psikologis dan fasilitas konseling yang nyaman dengan dokter yang kompeten.

Dengan memenuhi wajib lapor bagi para pecandu dan pemakai narkoba yang bukan pengedar, akan diberikan berbagai fasilitas yang memadai dalam proses rehabilitasinya. Di panti rehabilitasi tak seperti tempat orang pesakitan atau orang buangan. Semua konsepnya dibuat secara kekeluargaan. Setiap pasien akan melalui tahap pemeriksaan dan konseling untuk diketahui sampai level mana tingkat keparahannya. Setelah itu pasien akan diberikan pilihan perawatan jalan atau inap.

Tetapi ada baiknya pasien rehabilitasi menjalani rawat inap agar tetap terkontrol selama proses penyembuhannya.

Semua pecandu dan pemakai narkoba jika ada kesadaran untuk berhenti memakai, akan menndapatkan berbagai keuntungan dalam hidupnya. Selain mendapatkan kesempatan kedua untuk memulai hidup barunya, mereka juga akan berkarya kembali dan bermanfaat untuk orang sekitarnya. Jika punya keinginan dan niat baik, serta ketekunan dalam berobat, segala cita-citanya di masa lalu sebelum dikuasai narkoba akan timbul kembali. Malah mungkin akan lebih bersinar kembali karena memiliki titik balik seutuhnya yang menjadikan kebangkitannya.

Mantan pecandu narkoba pun tidak perlu takut dijauhi atau disisihkan oleh masyarakat bahkan keluarga karena pernah kecanduan narkoba. Ini bukan aib tetapi pecandu yang bukan pengedar sekali lagi ditekankan bahwa ia adalah korban. Dan mereka berhak untuk sembuh dan diterima kembali dalam kehidupan bermasyarakat. Peran keluarga yang sangat kuat untuk memulihkan kondisi psikologis dan sosialnya dalam masyarakat. Dengan dorongan semangat dan memotivasinya untuk kembali bergaul dan berkarya akan memberikan energi positif dan semangatnya untuk berkarya.

Kekuatan prinsip mantan pecandu untuk menolak ajakan kembali teman-temannya yang masih memakai narkoba pun sangat diperlukan untuk memperkuat posisinya dalam proses pemulihan total. Intinya, kesadaran dari pecandu atau pemakai narkoba itu sendiri sangat berpengaruh terhadap pemulihan yang lebih cepat. Selain dukungan dari keluarga dan lingkungan. (Ani Berta) (adv)

Mau tau lebih lanjut tentang Narkoba? Klik di sini: www.indonesiabergegas.com

Kalau Anda yang ingin ikut survei tentang bahaya Narkoba, silakan Klik di sini:

(ahm)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini