Share

Pertamina: Pengendalian BBM dari BPH Migas Tak Banyak Menolong

Dani Jumadil Akhir , Okezone · Selasa 02 September 2014 20:30 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 02 19 1033383 Auo0kbuu3b.JPG Pertamina: Pengendalian BBM dari BPH Migas Tak Banyak Menolong (Ilustrasi: Okezone)
A A A

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menyatakan masyarakat Indonesia masih memilih Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi dibandingkan BBM non subsidi seperti Pertamax Series.

Pemilihan ini tidak terlepas dari masih murahnya harga BBM subsidi dan ada gap yang cukup besar antara BBM subsidi dengan BBM non subsidi. Tercatat saat ini, BBM subsidi jenis Premium dibanderol Rp6.500 per liter, kemudian Solar dibanderol Rp5.500. Sedangkan BBM non subsidi dibanderol diangka Rp10 ribu hingga Rp12 ribu per liter.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengatakan, hal ini dapat dilihat dari kebijakan pemerintah melalui surat edaran BPH Migas mengenai pengendalian BBM subsidi yang di dalamnya ada enam instruksi guna menjaga kuota BBM subsidi agar tidak jebol.

"Sayangnya, pengendalian BBM subsidi yang dikeluarkan BPH migas tidak banyak menolong, seperti peniadaan premium di SPBU jalan tol, itu menimbulkan kaya mencet balon saja, SPBU dijalan tol dilarang, jadi sebelum masuk tol, orang-orang ini sudah beli BBM subsidi duluan," ucap Ali saat berbincang dengan media di Seribu Rasa, Jakarta, Selasa (2/9/2014).

Ali menambahkan, sementara harapannya dengan pengendalian ini masyarakat dapat beralih dari BBM subsidi ke BBM nonsubsidi, namun nyatanya tidak memuaskan.

"Beralih dari BBM subsidi ke BBM nonsubsidi hanya 10 persen, di beberapa daerah masyarakat masih memilih BBM yang subsidi," papar Ali.

Menurut Ali, hal ini tidak bisa dipersalahkan ketika masih ada kebijakan pemberian BBM subsidi oleh pemerintah. "Itu ada hukum ekonominya, enggak ada larangan juga, masyarakat mikir masih ada BBM subsidi, harganya lebih murah, ya mereka lebih pilih itu," tegas Ali.

Kendati demikian, menurut Ali, Pertamina sudah menyiapkan outlet-outlet penjualan BBM nonsubsidi yang seharusnya masyarakat dapat mengonsumsi BBM tersebut.

"Dari 5.000an SPBU, sudah ada 3.900 SPBU yang jual BBM nonsubsidi seperti pertamax. Jadi ini balik ke tingkah konsumsi masyarakat," pungkasnya.

(rzy)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini