JAKARTA - Anggota DPR Komisi XI Arif Budimanta meminta agar asumsi makro dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015 dapat diubah. Adapun asumsi yang diubah yakni pertumbuhan ekonomi dan nilai tukar Rupiah.
"Gimana kalau pertumbuhan ekonominya menjadi 5,8 persen dan nilai tukar Rupiahnya menjadi Rp11.600 per USD. Hal ini diperkirakan banyak investasi yang masuk saat pemerintahan baru mendatang yang dipimpin pak Jokowi," kata dia saat Rapat Kerja antara DPR Komisi XI dengan Pemerintah di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (3/9/2014).
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Namun, Menteri Keuangan Chatib Basri mengungkapkan asumsi makro yang diajukan pemerintah masih bisa diubah. "Apakah diperkuat pertumbuhan ekonominya menjadi 5,8 persen atau nilai tukar menjadi Rp11.600 per USD," jawab Chatib.
Chatib menambahkan, dalam pembuatan asumsi makro RAPBN 2015 memang dalam angka konservatif, hal ini dilakukan karena pemerintahan baru punya pandangan baru mengenai asumsi makro.
Sekadar informasi, tercatat dalam RAPBN 2015, pertumbuhan ekonomi dipatok 5,6 persen. Inflasi 4,4 persen. Nilai tukar Rupiah Rp11.900 per USD. Harga minyak mentah Indonesia (ICP) USD105 per barel. Suku bunga SPN 3 Bulan 6,2 persen. Lifting minyak 845.000 barel per hari. Lifting gas 1,248 juta barel setara minyak per hari.
(mrt)