JAKARTA – Akibat mengusung tema kontroversial dalam ospek, mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel, Surabaya, harus berurusan dengan pihak berwajib. Kemarin mereka dilaporkan oleh Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Front Pembela Islam (FPI) Jawa Timur ke polisi.
Baca: Panitia Ospek "Tuhan Membusuk" Dipolisikan
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Menurut FPI, tema "Tuhan Membusuk; Rekonstruksi Fundamentalisme Menuju Islam Kosmopolitan" dalam kegiatan Orientasi Studi Cinta Akademik dan Almamater (Oscaar) Mahasiswa Baru (Maba) 2014 merupakan bentuk penistaan agama. Menanggapi hal tersebut, Rektor UIN Sunan Ampel memiliki pendapat sendiri.
"Itu hak mereka (FPI - red). Kepolisian pasti tahu apakah berlebihan atau tidak," kata Abd A'la dalam surat elektroniknya kepada Okezone, Rabu (3/9/2014).
Baca: Ospek "Tuhan Membusuk", Rektor UIN Surabaya Minta Maaf
Abd A'la mengatakan hingga kini belum dihubungi polisi atau pihak terkait untuk dimintai keterangan terkait pelaporan tersebut. Sebagai pemimpin kampus, dia memilih melihat perkembangan kasus ini.
"Belum ada mahasiswa yang datang ke saya atau pihak kampus sehubungan laporan ini. Sebagai anak-anak kami sendiri, tentu mereka tidak bisa dibiarkan jalan sendiri, perlu terus diingatkan dan dibimbing," imbuhnya.
Baca: Tema Ospek Kontroversial, Sudah Biasa Tuh
Seperti diberitakan sebelumnya, tema "Tuhan Membusuk; Rekonstruksi Fundamentalisme Menuju Islam Kosmopolitan" dalam kegiatan Oscaar 2014 di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel menjadi kontroversi setelah foto spanduk yang menampilkan tema tersebut tersebar di media sosial. Guna meredam kontroversi, Abd A'la segera meminta maaf kepada publik.
Baca: Ospek untuk Perkenalan Kampus, Bukan Tebar Ideologi
Selain itu, panitia Oscaar 2014 juga memberi penjelasan tentang tema tersebut. Menurut mereka, frasa "Tuhan Membusuk" bukan merujuk kepada Tuhan Yang Maha Esa, melainkan sifat ketuhanan dalam diri manusia yang tanpa sadar menimbulkan kemusyrikan (musyrik mutasyabihat). Mereka pun telah membakar spanduk penyebab kontroversi tersebut.
Baca: Tuhan Membusuk? Tanggapan atas Sebuah Pertanyaan
(rfa)