Share

Problem Para Penghuni Cluster dan Townhouse

Rani Hardjanti , Okezone · Minggu 14 September 2014 10:28 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 13 475 1038641 jVfQHUZAd5.jpg Problem Para Penghuni {Cluster} dan {Townhouse} (Foto :Okezone)
A A A

JAKARTA - Perumahan jenis cluster terus diminati konsumen karena menawarkan beberapa kelebihan, di antaranya privasi yang lebih terjaga, jauh dari lalu lalang khalayak umum, dan aman untuk bermain anak-anak karena areanya yang tertutup

Namun, perumahan jenis ini juga kerap menimbulkan masalah. Apa saja? Berikut sejumlah masalah hunian jenis cluster, seperti dihimpun Okezone.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

1. Garasi terbatas

Perumahan jenis cluster tipe kecil atau town house memiliki luas garasi yang terbatas. Jika penghuni memiliki mobil lebih dari satu, maka penghuni harus merogoh kocek yang lebih dalam untuk memperluas carport.

2. Parkir di Fasum

Tidak semua rumah jenis cluster atau town house memiliki lahan yang cukup untuk mempeluas area garasi menjadi dua mobil. Salah satu solusi yang banyak ditempuh oleh penghuni rumah adalah parkir di fasilitas umum (fasum) atau di depan rumah. Hal ini memicu berkurangnya area fasum dan bisa menggagu aktivitas tetangga Anda.

"Tetangga depan saya mobilnya dua, tetangga di sebelah kanan saya juga mobilnya dua. Kedua tetangga saya ini selalu parkir salah satu mobilnya di depan rumah mereka. Ini membuat saya kesulitan untuk masuk ke dalam garasi rumah saya," ujar Alina (bukan nama sebenarnya) kepada Okezone, salah satu penghuni rumah cluster di Ciputat, Tangerang Selatan.

3. Kedekatan dengan Tetangga

Rumah cluster tidak dilengkapi dengan pagar tinggi di sekeliling rumah. Kondisi ini membuat rumah satu dengan lainnya lebih plong tanpa pembatas yang mumpuni.

Tidak adanya pembatas yang tinggi di sisi kanan dan kiri rumah mengurangi privasi antar tetangga.

4. Jauh dari Warung

Pada 1990-1980-an, banyak sekali perumahan berjenis komplek. Jika sebelumnya menempati rumah jenis komplek, kemudian Anda membeli jenis cluster atau townhouse, hal pertama yang akan rasakan perbedaannya adalah jauh dari warung.

Hal itulah yang dirasakan oleh TB Ardi Januar, salah satu pemilik rumah di Kota Wisata Cibubur.

"Mau beli kebutuhan yang tiba-tiba habis di rumah jadi susah, harus keluar dulu cari minimarket atau warung," ujar Ardi. 

5. Akses Penjaja Makanan Terbatas

Pada perumahan jenis cluster dan town house, biasanya akses pengunjung melalui satu pintu masuk yang dijaga oleh satuan pengaman (satpam). Tidak hanya pengunjung, tukang jajanan pun juga akan dibatasi.

Hanya tukang jajanan yang telah memenuhi persyaratan tertentu yang bisa masuk ke perumahan atau sesuai dengan permintaan penghuni. Misalkan, tukang sayur yang masuk beberapa saja yang sudah dikenal dan meninggalkan identitas. Atau ketika penghuni membutuhkan tukang sol, sehingga tukang sol yang masuk sudah tercatat di pos satpam.

Di sisi lain pembatasan pedagang keliling juga bisa meminimalisir pemantauan maling berkedok tukang jajanan.

(wdi)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini