JAKARTA - Langkah Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang memutuskan untuk keluar dari Partai Gerindra dinilai sebagai langkah yang tidak dewasa.
Pengamat politik Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing mengatakan, seharusnya, mantan Bupati Belitung Timur itu menyadari bahwa perbedaan pendapat sesama kader partai adalah hal biasa dimana pengunduran diri tidak diperlukan.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
"Tindakan Ahok keluar dari parta itu menunjukkan ketidakdewasaan dalam berpolitik. Umur di politik tidak jaminan jadi dewasa. Kedewasaan politik Ahok harus lebih ditingkatkan. Ahok berbeda pendapat dengan Gerindra tapi tidak harus mengundurkan diri karena itu. Kecuali memang partai melanggar konstitusi," kata Emrus saat berbincang dengan Okezone, di Jakarta, Minggu (14/9/2014) malam.
Emrus menjelaskan, Ahok sebagai seorang politisi yang sudah lama berada di dunia perpolitikan seharusnya mengetahui cara berpolitik yang baik.
"Partai Gerindra itu partai modern. Kalau sudah masalah substansial, saya kira silakan mundur. Tapi kalau perbedaan pandangan dan sikap politk, itu biasa saja, Ahok tidak perlu melakukan pengunduran diri," terangnya.
Dia menambahkan, pandangan akan menjadi berbeda jika Ahok dipecat Gerindra karena berbeda pendapat dengan partai.
Namun, dengan keputusannya keluar dari Partai berlambang burung Garuda itu membuat publik semakin berpikir bahwa Ahok adalah orang yang gemar berpindah partai.
"Perbedaan sah-sah saja. Partai dia Gerindra, dan partai tersebut tidak ada masalah jika ada kadernya yang berbeda pendapat. Tapi kan ada kecenderungan pendapat yang mengatakan dia pindah-pindah partai sejak dulu," tukasnya.
(put)