Share

Konsorsium Malaysia Tertarik Modali Pertanian Aceh

Salman Mardira , Okezone · Selasa 16 September 2014 19:29 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 16 320 1040073 uv3htrqtQV.jpg Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A A A

BANDA ACEH – Konsorsium Malaysia tertarik berinvestasi di bidang permodalan pertanian di Provinsi Aceh, dengan mendirikan perusahaan berkonsep joint ventura. Mereka akan menyertakan modal senilai USD15 juta di Aceh untuk mendirikan PT Aceh Development Consortium bersama pengusaha lokal.

Rencana itu disampaikan delegasi Stanleytoo Investment Consortium Ltd asal Malaysia saat bertemu dengan Pemerintah Provinsi Aceh. Konsorsium tersebut mengaku memiliki jaringan dengan pengusaha dari Hongkong, Tiongkok, Taiwan dan Macau.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

“PT Aceh Economic Development Consortium nanti 70 persen sahamnya milik orang Aceh, dan 30 persen lagi untuk kami. Kita akan danai penanaman jagung dan padi di lahan seluas 10 ribu hektar,” kata Too Cheng Huat, pimpinan delegasi tersebut, di Banda Aceh, Selasa (16/9/2014).

Menurut Cheng Huat, pihaknya yakin berinvestasi di Aceh, setelah mendapat masukan tentang provinsi itu dari warga Indonesia keturunan Tiongkok yang kini banyak bermukim di Peunayong, Banda Aceh.

“Dari mereka kami mendapat masukan bahwa Aceh aman dan tidak ada diskriminasi etnis di sini. Apa yang kami lihat di sini membuat kami semakin yakin berinvestasi di Aceh,” ujarnya.

Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf mengatakan, sangat mendukung upaya investasi ini untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Aceh. “Kami akan fasilitasi penyediaan lain dan kebutuhan lainnya. Saudara boleh lihat sendiri apa yang dibutuhkan di sini,” sebut dia.

Menurutnya, Aceh memiliki potensi besar untuk investasi di bidang pertanian, perikanan dan perdagangan. Selain itu, dia mengatakan ada peluang untuk mendirikan pabrik minyak goreng dan pengolahan ikan di Aceh.

"Selama ini sawit sebagai bahan baku minyak goreng banyak yang diangkut dan dijual ke Medan. Begitu juga dengan industri perikanan,” katanya.

(mrt)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini