MEKAH - Dipangkasnya kuota jamaah haji tahun ini hingga 50 persen karena proyek renovasi Masjidil Haram membawa pengaruh pada kinerja perhotelan di Makkah dan Madinah. Sejumlah hotel dan apartemen pun dituntut bersaing secara "sengit" untuk memberikan pelayanan dan kenyamanan terbaiknya pada tamu hotel.
Seperti dilansir dari Arabnews, Selasa (16/9/2014), Vice President salah satu operator hotel di Makkah, Al-Marwa Rayhaan Hotel, Mohamad Haji Hassan mengungkapkan, industri hotel di Arab merupakan industri hotel terbesar di dunia, karena posisi geografis negaranya yang strategis dan pertumbuhan ekonominya yang signifikan.
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
"Kami optimistis, setelah proyek renovasi ini selesai pada 2016 mendatang, kapasitas Masjidil Haram akan meningkat dua kali lipat. Itu artinya akan mengundang lebih banyak peziarah," tambah dia.
Hassan menyebut, nilai investasi di sektor perhotelan di Arab Saudi dalam enam tahun ke depan diperkirakan akan mencapai lebih dari SR33,5 miliar atau Rp106 triliun (kurs Rp3.180 per Riyal).
Seperti yang diketahui, Kementerian Haji di Arab Saudi memangkas kuota haji pada pada tahun 2014 ini hingga 50 persen. Pemangkasan ini dilakukan terkait pada proyek renovasi Masjidil Haram yang tengah berjalan. Rencananya, proses renovasi ini akan rampung pada 2016 mendatang.
(wdi)
