Share
Advertisement

Pemerintah Harus Tingkatkan Riset & Pengembangan Teknologi

Ahmad Luthfi , Jurnalis-Selasa 16 September 2014 11:00 WIB
Konferensi Pers Peringatan Ke-19 Hakteknas Tingkat Provinsi Sumsel, Senin (15/9/2014) (foto : Ahmad Luthfi/Okezone)
Konferensi Pers Peringatan Ke-19 Hakteknas Tingkat Provinsi Sumsel, Senin (15/9/2014) (foto : Ahmad Luthfi/Okezone)
A
A
A
PALEMBANG - Guna mendorong riset dan pengembangan teknologi di Indonesia hingga menumbuhkan ekonomi kreatif serta penciptaan lapangan pekerjaan, pemerintah diharapkan menaikkan anggaran minimal 1 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin di sela-sela acara Peringatan Ke-19 Hakteknas Tingkat Provinsi Sumsel di Palembang, Senin (15/9/2014), mengatakan, anggaran penelitian di Indonesia masih minim. "Anggaran riset terlalu kecil, 0,08 persen dari PDB," ungkapnya.

Ia mengatakan, untuk mengejar ketertinggalan dengan negara lain, pemerintah minimal harus mengalokasikan anggaran untuk riset sebesar 1 persen dari PDB. Alex juga mencermati bahwa pergantian pemimpin akan dapat membuat kebijakan pemerintah ikut berubah.

"Masalah konsistensi. Banyak kebijakan tidak konsisten, ganti menteri ganti semua. Kita masih berbicara soal inovasi. Penghargaan dan dana untuk lembaga penelitian masih setengah-setengah," jelas Alex.
Dalam acara Peringatan Ke-19 Hakteknas Tingkat Provinsi Sumsel tersebut, Alex juga memberikan apresiasi atau penghargaan kepada inovator yang menghasilkan karya teknologi untuk masyarakat.

"Kita ingin mengejar ketertinggalan di dunia kesehatan. Puskesmas diperbaiki, dokter ditambah. Bukan hanya itu, kita membangun stemcell center," paparnya.

Ekowati Retnaningsih, Kepala Badan Litbang dan Inovasi Daerah Provinsi Sumatera Selatan, mengatakan, litbang di Sumsel tidak hanya fokus pada pangan dan energi, tetapi juga industri kreatif. "Sumsel (juga) mempersiapkan kebun raya, kebun obat. Science techno park untuk tanaman herbal," ungkapnya.

Ia menambahkan, ada pula science techno park untuk peternakan kerbau. "Ada transfer teknologi untuk masyarakat di sekitarnya," ujarnya.

Di kebun raya tersebut juga dikembangkan tanaman obat asli Palembang. "Untuk konservasi, penelitian, pengolahan hilir ke pariwisata, dan pemberdayaan masyarakat di kebun raya," jelasnya.

Deputi Bidang Relevansi dan Produktivitas Iptek Agus Puji Prasetyono mengatakan, inovasi yang dikembangkan dari inovator bisa dimanfaatkan untuk masyarakat. Ia juga mengungkapkan ada beberapa faktor penting terkait pengembangan riset dan teknologi.

"SDM (sumber daya manusia), infrastruktur, kelembagaan, dan jaringan. Karena itu, kita memiliki kesepakatan bersama melalui Balitbangnovda di Sumsel ini mengimplementasikan sistem inovasi daerah, bikin sinergi kelembagaan daerah. Agar bisa dimanfaatkan dan memiliki nilai tambah yang tinggi," jelas Agus.

"Kita harus mandiri, kita tidak lagi jadi penonton. Kita dengan penguasaan iptek, kita bangun negara berbasiskan apa yang kita mampu dan kuasai," terangnya.

Ia mengatakan, anggaran untuk riset atau penelitian dan pengembangan ini perlu ditingkatkan. "Di China sampai 2 persen. Tetapi, mereka juga masuk 'middle income trap'. Kita membangun masyarakat berbasis inovasi," ungkapnya.

(amr)

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Topik Artikel :
Telusuri berita techno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement