YERUSALEM - International Monetary Fund (IMF) dan World Bank mengingatkan bahwa ekonomi Gaza dalam keadaan yang berbahaya. Hal ini karena serangan Israel telah menhancurkan banyak bangunan di Gaza.
Kedua lembaga donor itu mendiagnosa ekonomi Gaza hampir tidak mungkin untuk pulih. Pernyataan itu disampaikan setelah 50 hari gencatan senjata disepakati antara Hamas dan Israel.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
"Tanpa tindakan yang cepat otoritas Palestina, lembaga donor dan Pemerintah Israel untuk merevitalisasi perekonomian dan memperbaiki iklim usaha, akan menimbulkan kembalinya kekerasan seperti yang kita lihat dalam beberapa tahun terakhir akan tetap menjadi bahaya di masa mendatang," ujar Country Director World Bank Middle East and North Africa Steen Lau Jorgensen, seperti dikutip AFP, Kamis (18/9/2014).
Sementara itu, IMF mengatakan sulit untuk mengevaluasi dampak ekonomi setelah perang. "Tingkat kerusakan dan sumber daya yang terbatas di Gaza membutuhkan perubahan mendasar dari segi politik," demikian pernyataan IMF.
Dewan Ekonomi Palestina untuk Pembangunan dan Rekonstruksi Gaza memperkirakan biaya untuk rekonstruksi rumah dan infrastruktur yang hancur selama perang mencapai USD7,8 miliar.
Jelang konferensi kemanusiaan Gaza di Kairo pada 12 Oktober, PBB dan pemerintah Palestina telah meminta bantuan kemanusiaan dengan total nilai USD551 juta.
(mrt)
