Share

Right Issue, Saham BWPT Malah Disuspensi BEI

Widi Agustian , Okezone · Rabu 17 September 2014 10:24 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 17 278 1040239 YkIX30MQua.jpg {Right Issue}, Saham BWPT Malah Disuspensi BEI. (Foto: Reuters)
A A A

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan perdagangan saham (suspensi) PT BW Plantations Tbk (BWPT). Suspensi ini dilakukan terkait rencana perseroan untuk melakukan penawaran umum terbatas (PUT) I alias right issue.

"Dalam rangka menjaga pasar yang teratur, wajar dan efisien, Bursa memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan efek perseroan di seluruh pasar terhitung sejak sesi I perdagangan Rabu 17 September 2014," kata Pjs Kepala Divisi Operasional Perdagangan BEI Eko Siswanto dalam pengumuman tertulisnya, Rabu (17/9/2014).

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Bursa meminta kepada pemangku kepentingan untuk memperhatikan setiap keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan, khususnya mengenai rencana PUT I.

Sebelumnya, BW Plantation berencana mengakuisisi satu perusahaan perkebunan sawit. Dalam rencana akuisisi tersebut, BW Plantation akan melaksanakan PUT I dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue untuk menggalang dana.

Direktur Keuangan dan Corporate Secretary BW Plantationm, Kelik Irwantono mengatakan, perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) terkait rencana akuisisi dan rights issue tersebut, pada 10 November 2014.

Setelah resmi mengumumkan keberadaan Group Rajawali sebagai salah satu pemegang sahamĀ  pada awal bulan ini, BW Plantation kemarin menyampaikan rencana penerbitan saham baru serta perubahan nama perseroan kepada otoritas bursa.

Nilai penerbitan saham baru BWPT disebut-sebut mencapai USD900 juta hingga USD1 miliar. Itu artinya, produsen sawit itu berpotensi mengantungi dana hampir Rp12 triliun.

(wdi)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini