JAKARTA – Pemerintah Indonesia bisa saja mengurungkan niat untuk membuka kedutaan di Palestina. Hal tersebut diperkuat dengan penjelasan yang dikatakan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa.
"Pemerintah tidak akan membuka kedutaan besar di Palestina bila harus menjalin hubungan diplomatik dengan Isreal," sebut Marty di Jakarta, Rabu (17/9/2014).
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Ia menjelaskan, untuk mewujudkan cita-cita pemerintahan baru yang akan membuka kedutaan di Palestina bukanlah perkara mudah. Pasalnya, hampir setiap negara yang membuka kedutaan di Ramallah mempunyai relasi resmi dengan Israel.
Walau begitu, beberapa jalan keluar sudah disiapkan. Hal itu di antaranya adalah pembukaan konsulat honorer atau intersection.
Namun, bila pembukaan kedutaan nantinya harus bersinggungan dengan Israel, Marty memastikan itu tidak akan pernah terjadi.
Indonesia merupakan satu dari beberapa negara yang memilih tidak membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Hal tersebut ditujukan sebagai protes atas pendudukan Israel di tanah Palestina.
Sikap keras Indonesia ini sempat menyebabkan Menlu Marty dilarang masuk ke Ramallah. Tetapi, penolakan itu tidak membuat Marty kecewa.
"Ditolak. Israel merupakan lencana kehormatan bagi Indonesia dan bukan suatu masalah," jelasnya. (hmr)
(rhs)