JAKARTA - Daya saing global atau Global Competitiveness Index Indonesia melompat cukup drastis ke peringkat 34 dari sebelumnya 38. Hal ini dikarenakan membaiknya kinerja perekonomian nasional, terutama ketika ekonomi dunia mengalami perlambatan.
“Lonjakan kenaikan daya saing global Indonesia ini merupakan hasil sejumlah program pembangunan yang telah dan sementara berjalan saat ini,” jelas Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan, Prof. Firmanzah, Ph.D disitat dari laman Setkab, Kamis (18/9/2014).
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Menurutnya, di samping pembangunan infrastruktur pemerintah juga terus mendorong kebijakan industrialisasi dan hilirisaisi yang diharapkan dapat mendorong nilai tambah bagi aktivitas ekonomi nasional.
Sekaligus ditargetkan dapat menjadi mesin perekonomian masa depan yang mampu menjamin kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia melalui tersedianya lapangan kerja, peningkatan daya beli rumah tangga, dan bergeraknya ekonomi di luar Pulau Jawa.
Pasar domestik yang besar disertai daya beli yang terus membaik menjadi faktor yang menstimuli penguatan daya saing Indonesia.
Bagi Firmanzah, laporan WEF 2014-2015 ini adalah bergesernya faktor-faktor penghambat usaha (the most problematic factor doing business in Indonesia) di Indonesia, yakni korupsi (peringkat satu), akses pembiayaan (dua), dan inflasi (tiga).
“Hal ini berarti persoalan infrastruktur dan efisiensi birokrasi telah berhasil diatasi melalui sejumlah program percepatan infrastruktur dan reformasi birokrasi,” jelas Firmanzah.
(wdi)