Share

"Rupiah Tak Melemah, Dolarnya yang Terlalu Kuat"

Prabawati Sriningrum , Okezone · Jum'at 19 September 2014 07:08 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 18 278 1041212 QMO3JvGoVv.jpg Ilustrasi Rupiah: (Foto: Reuters)
A A A

JAKARTA - Penguatan dolar Amerika Serikat (AS) memberikan tekanan cukup hebat bagi Mata Uang Garuda. Akibatnya, Rupiah pun menembus level psikologis Rp12.000 per USD.

Analis Valas, M Doddy Ariefianto, mengatakan Rupiah tidak mengalami depresiasi. Menurutnya, pelemahan Rupiah yang terjadi kemarin, lantaran dolar AS mencetak level tertinggi empat tahunan, pasca-pengumuman kebijakan oleh the Federal Reserve.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

“Kalau masalah Rupiah ini bukan Rupiahnya yang melemah, tapi dolarnya yang menguat. Tidak hanya rupiah saja semua sektor pun juga begitu minyak, dan sebagainya,” kata dia kala dihubungi Okezone di Jakarta, Jumat (19/9/2014).

Menurutnya, penguatan dolar AS selama sebulan terakhir ini, akibat kebijakan the Fed. Sebelumnya, The Federal Open Market Committee menyatakan tetap mempertahankan suku bunga mendekati nol sampai pada waktunya program pembelian obligasi dalam stimulus pelonggaran kuantitatif membaik.

“Ada spekulasi (kenaikan Fed rate) akhir 2015, namun ternyata ada spekulasi baru menjadi pertengahan 2015 akan naik," tukas dia.

Sekedar informasi, para pembuat kebijakan akan memangkas pembelian obligasi bulanan sampai USD15 miliar, secara berturut-turut dengan penurunan sebesar USD10 miliar per bulan. Kenaikan suku bunga akan menjadi yang pertama sejak 2006, setelah ditahan nol persen hingga 0,25 persen sejak Desember 2008.

(mrt)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini