Share

Rupiah Melemah, Unilever Nombok Biaya Pembangunan Pabriknya

Dani Jumadil Akhir , Okezone · Kamis 18 September 2014 16:26 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 18 320 1041072 QTsV7p0NEh.jpg Ilustrasi Rupiah: (Foto: Reuters)
A A A

JAKARTA - Pembangunan pabrik Oleochemical melalui sister companynya PT Unilever Oleochemical ditargetkan dapat beroperasi kuartal I-2015. Namun, pembangunan pabrik tersebut mengalami kelebihan pembiayaan dari pengajuan pertama di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

"Investasinya kita sudah ajukan angkanya ke BKPM sekira Rp1,45 triliun-Rp1,5 triliun. Tapi karena depresiasi Rupiah, pembangunan pabrik bisa Rp2,4 triliun," jelas External Relations Director and Corporate Secretary Unilever Indonesia Sancoyo Antarikso saat acara Investor Summit and Capital Market Expo (ISCME) 2014, di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (18/9/2014).

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Menurut dia, Hal ini dikarenakan pembangunan pabrik tersebut menggunakan mata uang asing. "Semuanya beli dalam mata uang asing," kata dia.

Sementara mengenai dana belanja modal atau capital expenditure (capex) pada tahun depan, UNVR masih enggan berkomentar. "Tahun depan masih didiskusikan. Tapi tahun ini up to Rp1,4 triliun, yang sudah terserap Rp600 miliar per Juni," sebutnya.

Pabrik ini berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei di Simalungun, Sumatera Utara (Sumut). Dengan empat produk yakni fatty acid, surfactant, soap noodles dan glycerine, perusahaan yang selalu leading di pasar ini rata-rata akan memproduksi sekitar 143.000 ton per tahun.

Kehadiran Unilever sebagai pionir di KEK Sei Mangkei diharapkan bisa menarik banyak investor untuk menanamkan modal di kawasan tersebut.

Sebelumnya, Direktur Utama UNVR Maurits menambahkan, investasi yang digelontorkan untuk membangun pabrik ini sekira Rp1,4 hingga Rp1,5 triliun dengan menggunakan kas internal perusahaan. Selain itu, dalam pembangunan ini, perusahaan mendapatkan tax holiday dari pemerintah selama 5 tahun dan dapat diperpanjang selama 2 tahun.

"Nanti kami bisa klaim tax holidaynya, kalau kita sudah lakukan penjualan secara komersial," imbuhnya

(mrt)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini