JAKARTA - Presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi), masih mempertahankan postur kabinet Indonesia Bersatu jilid II. Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Ardian Sopa, menilai “kabinet gemuk” itu sebagai wujud kompromi politik.
"Jokowi sangat menginginkan kabinet profesional, tapi politik adalah seni berkompromi dan ini wujud kompromi beliau, tanpa mengubah gagasan awalnya yaitu kabinet profesional," ujar Ardian di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (18/9/2014).
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Selain itu, kata Ardian, janji-janji Jokowi saat kampanye mengenai kabinetnya terbentur banyak rintangan yang harus diselesaikan dengan kompromi politik.
"Seperti ada aturan menteri tidak boleh ketua umum partai politik, dan bisa saja nanti diganti menjadi ketua pembina. Nah kompromi-kompromi seperti itu yang bisa terus berlanjut," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, Jokowi telah mengumumkan bahwa kabinetnya akan terdiri dari 34 kementerian, sama dengan postur Kabinet Indonesia Bersatu II, 18 kementerian di antaranya akan dipimpin oleh menteri dari kalangan profesional murni dan 16 kementerian lainnya dipimpin oleh menteri dari kalangan partai politik.
(ded)