Share

Dana Abadi Pendidikan Dialokasikan Teliti Gunung Padang

Rachmad Faisal Harahap , Okezone · Kamis 18 September 2014 10:03 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 18 373 1040794 UX6N5Wp2hW.jpg Dana Abadi Pendidikan Dialokasikan Teliti Gunung Padang (Foto: dok. okezone)
A A A

CIANJUR - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah mengalokasikan dana abadi senilai Rp3 miliar, untuk teliti Gunung Padang.

Jumlah itu hanyalah jumlah kecil dari dana abadi pendidikan yang totalnya mencapai Rp24 triliun.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

"Ada fase penelitian, konservasi dan promosi. Pada saat penelitian, kita sudah menetapkan kebijakan nasional, yaitu memasukkan situs megalitik gunung padang dari dana abadi pendidikan. Tidak berpengaruh dari APBN, kita punya dana abadi Rp24 triliun," ujar M Nuh, dalam kunjungan kerjanya di Situs Gunung Padang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Rabu (17/9/2014).

M Nuh melanjutkan, dana abadi tersebut hasil jasanya diperuntukkan untuk kelompok beasiswa, riset kebijakan nasional, rehabilitasi atau renovasi bangunan sekolah yang rusak dan penelitian, termasuk penelitian di situs megalitik gunung padang yang dialokasikan sebesar Rp3 miliar sudah cair.

"Ini perkiraan selesai kapan kami belum tahu. Sepanjang ini untuk membuktikan secara akademik. Demi peradaban, berapa pun kita biayai. Urusan peradaban tidak bergantung pada pemerintahan," ucap mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu.

Tapi, lanjut M Nuh, hal berbeda dengan fase untuk urusan konservasi termasuk rekonstruksi dan promosi tidak termasuk dana abadi.

"Kami memberikan dukungan penuh untuk membuktikan apa ada di dalamnya terdapat sisa peradaban yang bernilai tinggi (Adiluhung). Kalau orang meneliti ternyata tidak ada apa-apa itu tidak masalah. Meneliti itu seperti ijtihad, kalau terbukti syukur, kalau tidak terbukti tidak apa-apa, jadi rasa penasaran hilang," ungkap mantan Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) itu. (fsl)

(rhs)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini