JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan bahwa lifting minyak pada APBN 2015 sebesar 845 barel per hari (bph), namun setelah diusulkan kepada DPR RI dalam hal ini Komisi VII, disepakati bahwa lifting minyak menjadi 900 bph.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, jika dilihat dari kondisi sumur minyak di Indonesia yang sudah uzur, maka untuk merealisasikan hal tersebut menjadi tidak mudah.
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
"Menurut saya kesepakatan lifting di angka 900 ribu bph adalah angka yang cukup sulit di capai," kata Mamit ketika dihubungi Okezone, Jakarta, Jumat (19/9/2014).
Mamit menambahkan, kesulitan merealisasikan target lifting pada 2015 ini juga dikarenakan banyaknya program eksplorasi yang masih tertunda.
"Banyaknya lapangan-lapangan yang memang akan habis masa kontraknya dalam waktu dekat ini," tambahnya.
Tidak hanya itu, sambung Mamit, masih banyaknya perusahaan yang menahan kegiatan produksi serta masih menunggu kebijakan energi pada pemerintahan baru juga membuat pencapaian lifting minyak 2015 sulit untuk dicapai.
"Apakah bisa menampung aspirasi investor. Optimistis untuk produksi tahun ini di angka 800-825 bph, termasuk produksi Cepu," tutupnya.
(rzk)