JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia memang masih mengalami defisit, lantaran sering melakukan impor. Oleh karena itu, pembangunan pabrik di Indonesia wajib dilakukan untuk menekan impor.
Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Partogi Pangaribuan mengatakan, Indonesia harus bisa bersaing dengan negara lain untuk mendatangkan investasi. Dia mencontohkan, bidang otomotif yang masih tertinggal.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
"Investasi (otomotif) bisa, boleh saja asing, merek asing, tapi ke depan, kita harus bikin merek Indonesia," ujarnya saat ditemui di gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (19/9/2014).
Dia mengatakan, dengan membuat pabrik di Indonesia, maka komponen-komponen tersebut dapat di ekspor ke negara lain. Oleh karena itu, dia menilai basis produksi otomotif harus dipindahkan ke Kalimantan. Hal ini dilakukan demi untuk terlaksananya pemerataan secara manufaktur.
"Kalau bicara manufacturing yang berlaku di dunia, itu kan per wilayah. Misalkan merek Sony, tidak bikin seluruh komponen satu negara. Misalkan, bikin speaker di Thailand, bikin box di Indonesia. Nah, Sony mempertimbangkan masing-masing kelebihan dari satu negara," tuturnya.
Menurut Partogi, kondisinya saat ini tergantung dengan local content. “Mendag minta agar ekspor terus didorong, kita lihat luas jalan, ada masalah kemacetan. Tapi bersama-sama dengan produsen, kita harus merebut pasar dunia. Yang besar misalkan Fortuner dari Thailand, Citi juga dari Thailand," tutupnya.
(mrt)