JAKARTA - Indonesia bercita-cita memiliki kedaulatan pangan yang kuat. Namun, cita-cita tersebut nampaknya masih sangat sulit untuk terjadi.
Pendiri Bank Petani, Mazril Koto, mengatakan yang terjadi di lapangan, terutama dilihat dari sektor pertanian yang dia geluti, masih banyak caru marut yang hingga kini belum bisa diselesaikan oleh pemerintah.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
"Salah satunya itu masalah pendistribusian pupuk, rata-rata pupuk yang turun dari distributor itu hanya kira-kira sekitar 40 persen yang diterima petani," kata dia saat ditemui di Jakarta, Jumat (19/9/2014).
"Jadi artinya 100 persen seharusnya jatah pupuk itu untuk petani, ya diambilah oleh orang-orang yang tidak memiliki hak sekitar 60 persenan, sehingga petani dapatlah dia cuma 40 persen," tambah dia.
Selain itu, dia melihat masalah infrastruktur juga hingga kini masih banyak sekali yang perlu diperbaiki. Ditambah, belum hadirnya solusi dari persoalan irigasi-irigasi yang bermasalah.
"Sekarang kita nanam jagung di Lampung, pupuk ada, hujan enggak ada. Mau diapain lagi, karena irigasinya enggak ada, nah masih banyak lagi persoalan lain, tapi yang sangat penting sekali adalah persoalan pupuk. Ini yang menyebabkan cita-cita kedaulatan pangan sulit, Indonesia masih banyak yang mengancam kedaulatan pangan," tutupnya.
(mrt)