Share

Jerman Cari Tenaga Ahli di ITS

Margaret Puspitarini , Okezone · Jum'at 19 September 2014 15:11 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 19 373 1041503 BLoruoHr3w.jpg Jerman Cari Tenaga Ahli di ITS (Ilustrasi : Reuters)
A A A

JAKARTA - Jerman mencari tenaga ahli dari tiga negara, yakni Indonesia, India, dan Vietnam untuk bekerja di sana. Dalam program bertajuk Make it in Germany besutan ementerian Ekonomi dan Energi Jerman, Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) pun menyambangi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Advisor Make it in Germany Susanti Bunadi menyebut, terdapat tiga topik inti yang dibahas pada workshop kali ini. Mulai dari alasan Jerman atraktif untuk ditinggali, penawaran program dukungan dari Make it in Germany, hingga penjelasan mengenai kebijakan migrasi Jerman.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Menurut Susanti, program tersebut ditujukan bagi mahasiswa pada bidang studi tertentu. "Sasaran pengenalan program ini adalah mahasiswa semester akhir serta alumni yang menggeluti bidang Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM)," ujar Susanti, seperti dilansir dari ITS Online, Jumat (19/9/2014).

Secara umum, kata Susanti, Make it in Germany mensyaratkan beberapa hal bagi tenaga ahli Indonesia yang ingin bekerja di Jerman. Salah satunya adalah keharusan untuk memiliki pengalaman kerja minimal selama tiga tahun.

"Untuk pelaku bidang STEM, kemampuan Bahasa Jerman diharuskan minimal level B1, sedangkan Bahasa Inggris level C1. Khusus pelaku bidang IT, kemampuan Bahasa Jerman minimal level A2," jelasnya.

Pada 2014, Make it in Germany melangsungkan dua program. Pertama, program pelatihan yang baru saja memberangkatkan 10 orang Indonesia, India, dan Vietnam ke perusahaan di Jerman untuk magang selama lima bulan. Program lain berupa beasiswa les Bahasa Jerman di Goethe Institut yang masih terbatas hanya untuk region Jakarta.

(mrg)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini