Share

Mahasiswa Harus Waspada Proxy War

Margaret Puspitarini , Okezone · Jum'at 19 September 2014 17:11 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 19 373 1041626 OevQJTdtMy.jpg Foto : Mahasiswa Harus Waspada Proxy War/UNY
A A A

JAKARTA - Saat ini, jenis perang yang harus diwaspadai bukanlah perang secara fisik, tapi justru perang dalam bentuk teknologi atau proxy war. Karena bentuk perang tersebut bisa memberikan dampak yang lebih besar dari perang secara fisik.

Pesan itu disampaikan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat berbincang dengan segenap civitas academica Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Dalam kesempatan itu, Gatot menjelaskan secara rinci mengenai perang proxy dan peran pemuda dalam mengatasinya.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

“Perang proxy merupakan konfrontasi antara dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti. Hal ini untuk mengurangi konfrontasi secara langsung dengan alasan untuk mengurangi risiko konflik yang berakibat pada kehancuran fatal,” ungkap Gatot, seperti disitat dari situs UNY, Jumat (19/9/2014).

Jebolan AKABRI tahun 1982 itu menyatakan, perang proxy tidak mudah mengenali siapa kawan siapa lawan. Sebab dalam perang proxy, musuh mengendalikan non state actor dari jauh. Oleh karena itu, lanjutnya, mahasiswa perlu jeli mengenali terjadinya perang proxy di sebuah negara.

"Indikasi adanya proxy war di Indonesia di antaranya gerakan separatis, demonstrasi massa, sistem regulasi yang merugikan, peredaran narkoba, dan bentrok antarkelompok," urainya.

Menurut Gatot, ada sejumlah aksi yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk menangkal perang proxy. Mulai dari mengidentifikasi dan mengenali masalah, ahli dalam bidang disiplin ilmu masing-masing, melakukan gerakan pemuda berbasis wirausaha, hingga mengadakan komunitas belajar serta merintis program pembangunan karakter.

"Untuk itu pemuda, dalam hal ini mahasiswa, harus membekali diri dengan ilmu, keahlian, dan keterampilan sesuai bidangnya. Wawasan luas, berpengalaman untuk membentuk karakter dan berwawasan kebangsaan sehingga mampu melawan dan menghancurkan proxy war di Indonesia," imbuh Gatot.

Rektor UNY Rochmat Wahab menambahkan, menjaga keamanan dan kedaulatan Indonesia bukan hanya tugas TNI. Kampus juga memiliki kontribusi besar untuk menjaga keutuhan Nusantara.

"Agar tetap ada dan bertambah maju, Indonesia bertumpu pada dua instutusi, yaitu TNI dan kampus. TNI akan menjaga NKRI dari serangan musuh sedangkan kampus akan mencegah penjajahan dari orang pintar. Dialog seperti ini penting agar mempunyai common vision ke depan untuk mengawal Indonesia,” tutup Rochmat.

(mrg)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini