Share

Sempurnakan Etika, Kampus di Rusia Larang Mahasiswa Kenakan Hijab

Rachmad Faisal Harahap , Okezone · Minggu 21 September 2014 14:03 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 20 373 1042081 Pl7j9g8Ieh.jpg Sempurnakan Etika, Kampus di Rusia Larang Mahasiswa Kenakan Hijab (Foto: dok. RBTH)
A A A

JAKARTA - Universitas Kedokteran Rusia Pigorov baru memberlakukan larangan penggunaan pakaian keagamaan bagi mahasiswanya. Sebelumnya, larangan serupa juga diberlakukan di beberapa universitas Rusia.

Lalu, apa alasan diberlakukannya larangan tersebut dan bagaimana para pelajar Muslim berjuang menghadapi larangan itu. Dalam beberapa tahun terakhir, isu larangan penggunaan hijab menjadi topik perdebatan panas di Eropa. Kini, masalah tersebut juga harus dihadapi oleh lembaga-lembaga pendidikan Rusia.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Diskusi mengenai penggunaan hijab di lembaga pendidikan Rusia mulai memanas setelah pada awal September Universitas Kedokteran Rusia Pigorov melarang mahasiswanya mengenakan pakaian keagamaan dan daerah.

Alasan pemberlakuan larangan penggunaan pakaian keagamaan dan daerah di Universitas Kedokteran Rusia Pigorov masih dipertanyakan. Para petinggi universitas tersebut tidak dapat memberikan komentar karena mereka mengaku sedang sangat sibuk.

Perintah yang masih mengambang itu diterbitkan dengan alasan larangan harus dilaksanakan untuk menyempurnakan etika universitas. Penentuan kode etik berpakaian di lembaga-lembaga pendidikan Rusia memang tidak melanggar hukum Rusia di bidang pendidikan, namun tindakan normatif internal universitas seperti itu harusnya ditetapkan dengan memperhitungkan pendapat para pelajar.

Direktur Pusat Analisis dan Informasi Sova Aleksander Verkhovskiy mengatakan, alasan utama pemberlakuan larangan tersebut adalah keinginan untuk mewujudkan unifikasi di kalangan mahasiswa.

“Tidak jelas lagi apa yang seharusnya mahasiswi Muslim perbuat. Siapa yang menentukan penutup kepala, seperti apa yang merupakan hijab dan mana yang bukan? Penutup kepala para Muslimah memiliki bentuk yang beragam, dan perempuan non-Muslim juga demikian," ujar Verkhovskiy, seperti dilansir laman RBTH, Minggu (21/9/2014).

Ia melanjutkan, sangat sulit membuat batasan hal yang dimaksud, sehingga dapat menyebabkan kesewenang-wenangan.

"Jadi, apakah para perempuan Muslim ataupun Kristen Ortodoks yang memakai penutup kepala mengikuti kepercayaan agama mereka tidak memiliki hak untuk belajar di perguruan tinggi Rusia?" ucapnya. (fsl)

(rhs)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini