Share

Sampai Kapan PDIP Ngempeng ke Megawati?

Stefanus Yugo Hindarto , Okezone · Minggu 21 September 2014 12:51 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 21 339 1042216 rqK8Y8lGqL.jpg Sampai Kapan PDIP Berhenti {Ngempeng} ke Megawati?
A A A

JAKARTA- Megawati Soekarnoputri diusulkan peserta rakernas PDIP untuk kembali menduduki jabatan sebagai Ketua Umum partai berlambang moncong putih tersebut. Megawati pun menerima usulan tersebut. Nantinya, kongres PDIP tahun 2015 akan mengukuhkan Megawti sebagai ketua umum 2015-2020.

Menurut pengamat politik AS Hikam, usulan tersebut menunjukkan ketakutan kader-kader PDIP untuk melepaskan diri dari Megawati.  “Bayangkan ada orang yang usianya sudah belasan tahun, tetapi masih terus 'ngempeng' (menyusu) pada Ibunya. Ketika orang bertanya-tanya kenapa demikian, usut punya usut karena hampir semua anggota keluarganya selalu khawatir jika si anak disapih akan terjadi apa-apa terhadapnya,” kata Hikam, Minggu (21/9/2014).

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Kata Hikam, tanpa mengurangi rasa hormat kepada PDIP, isitilah ngempeng adalah kiasan yang tepat buat PDIP. “Dari kaca mata keluarga besar PDIP dan para pendukungnya, tidak ada yang salah dengan "pengempengan" tersebut. Bukankah, meminjam istilah Tjahjo Kumolo (TK), sang Sekjen, PDIP harus dipimpin oleh keturunan Bung Karno (BK)?” kata dia.

Tapi, menurut Hikam usulan menjadikan Megawati sebagai Ketum adalah tragedi dalam politik Indonesia yang, konon, sudah makin dewasa. “Saya tidak mengatakan bahwa self-understanding PDIP tentang pentingnya Megawati sebagai Ketum DPP  PDIP keliru. Apalagi kalau dilihat dari aspek legal formal, AD/ART partai, jelas tidak ada aturan yang salah atau dilanggar. Saya hanya menyayangkan jika PDIP berkembang ibarat orang yang sudah dewasa tetapi masih 'ngempeng' terus,” ungkap dia.

Kendati tidak ada hukum yang dilanggar, menurut Hikam, kiranya akan lebih sehat jiwa raganya jika PDIP tumbuh normal. “PDIP sudah sangat dewasa dan berpengalaman dalam mengarungi segala macam uajian dan pancaroba, mulai Orba sampai sekarang. Bisa dibilang inilah parpol di negeri ini yang paling tahan uji dan tahan cuaca. Kalau demikian, kenapa masih penuh kekhawatiran melakukan regenerasi kepemimpinnya?," imbuhnya.

Dikatakan Hikam, alasan tidak ada munculnya tokoh pengganti Megawati disebabkan karena sejumlah faktor. “Saya kira masalah intinya ada di kalangan elit PDIP itu sendiri. Dugaan saya, ada di dalam inner circle DPP yang tidak pernah siap dan dewasa untuk mandiri dan, karenanya, memilih bertahan mengempeng terus supaya posisi mereka aman. Ada juga pihak yang kurang pede untuk melepaskan diri dari zona kenyamanan dan berani berlari menyongsong dan menghadapi tantangan,” ungkapnya.

Padahal, kata Hikam, Megawati sendiri sudah berkali-kali melakukan terobosan kongkrit yang menunjukkan beliau tidak takut atau khawatir jika PDIP memilih orang yang tepat bukan saja sebagai pemimpin partai tetapi bahkan memimpin RI. “Jadi, rasanya kok mustahil Mengawati yang tidak siap menyapih PDIP, tetapi para punggawanya tetap menginginkan "pengempengan" jalan terus selamanya. Sayang, sungguh sayang,” tutup Hikam.

(ugo)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini