Share

Harga Jual Turun, Petani Tebu Rugi Besar

Hari Istiawan , Okezone · Senin 22 September 2014 21:54 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 22 320 1042848 hF9k02E7ki.jpg Ilustrasi tebu. (Foto: Okezone)
A A A

MALANG - Musim giling sudah berlangsung sejak awal musim kemarau lalu. Namun, para petani tebu di wilayah Malang mengaku rugi pada musim panen tahun ini.

Pasalnya, harga tebu anjlok yang disebabkan karena rendemen tebu juga turun. Para petani mengaku tidak bisa menutupi biaya perawatan yang dikeluarkan selama ini.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Salah satu petani tebu di Kecamatan turen, Malang, Ahmad Sulaeman, setiap hektare biaya produksi meliputi pupuk dan ongkos pekerja mencapai Rp22 juta sekali musim, namun penjualan hanya menghasilkan Rp16 juta. "Rugi Rp 6 juta per hektare," katanya, Senin (22/9/2014).

Dia pun telah menyampaikan persoalan ini kepada Bupati Malang, Rendra Kresna dan juga menyebutkan sebagian petani bakal beralih menanam komoditas lain seperti palawija jika harga tebu masih rendah.

Menanggapi keluhan para petani tebu, Rendra mengatakan jika dua pabrik gula di Malang, berjanji mengatasi rendahnya rendemen tebu yang saat ini rata-rata hanya di angka 7. Padahal, 25 tahun lalu bisa mencapai 8. Kedua Pabrik Gula berjanji akan memperbaiki rendemen tebu naik menjadi 8-9," kata Rendra.

Pemerintah, katanya, akan meneliti penyebab anjloknya rendemen tebu yang diikuti anjloknya harga tebu. Total lahan perkebunan tebu di Malang mencapai 43 ribu hektare yang tersebar di 33 kecamatan. Semua tebu para petani di Malang saat ini disetorkan ke dua pabrik gula yang ada di Malang dan dilarang dibawa keluar Malang.

(mrt)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini