JAKARTA - Banyak kalangan mendukung langkah Pemerintahan Jokowi-JK yang membawa jargon Trisakti dalam kabinetnya mendatang terlebih dalam pengelolaan Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Indonesia.
Ketua Solidaritas Para Pekerja Tambang Nasional (SPARTAN) Juan Forti Silalahi, mengatakan, diperkirakan hingga saat ini Jokowi sudah menerima beberapa masukan terakit sosok kandidat yang tepat untuk ditunjuk sebagai calon menteri ESDM dan akan mengumumkannya pada Oktober mendatang.
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
"Dalam konteks ini, nama-nama calon menteri ESDM yang diusulkan oleh berbagai kalangan pun mulai makin mengerucut dan makin memperketat seleksi yang memisahkan mulai dari wajah baru vs wajah lama sampai pada mana yang pro kepentingan nasional dan pro kepentingan asing," ucapnya dalam rilis yang diterima Okezone, Senin (22/9/2014).
Bahkan lanjut Juan tidak hanya relawan yang ikut menjaring untuk kementerian ESDM, sejumlah mahasiswa di Singapura juga ikut memberikan sumbangan nama di Kementerian ESDM lewat situs beranilawanmafia.com.
"Dari situs tersebut nama Poltak Sitanggang mendapat persetujuan pemilih dengan poin polling tertinggi sebanyak 1.051 mengalahkan ketiga kandidat lainnya yaitu Karen Agustiawan (522), Kurtubi (103), Arie H Soemarno (87)," katanya kembali.
Menurutnya, ada beberapa analisa bahwa tingkat persetujuan rakyat terhadap Poltak Sitanggang sebagai kandidat kuat Menteri ESDM dikarenakan kesesuaian syarat seperti yang diajukan oleh Jokowi yaitu profesional, wajah baru, muda, dan memiliki kapabilitas dalam dunia usaha pertambangan.
Hal tersebut menurut Juan juga pernah disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang menyatakan bahwa calon menteri ESDM Jokowi-JK harus memiliki jiwa Trisakti sebab tantangan pemerintahan mendatang tidaklah ringan. Salah satunya dari sisi pembenahan aspek fiskal yang besar untuk kepentingan nasional.
"Diperlukan orang-orang berani, untuk bicara tidak terhadap berbagai macam kepentingan asing yang mencoba menjauhkan kebijakan pemerintahan yang berpihak kepada rakyat," ujar Juan menirukan ucapan Hasto.
Tidak hanya itu, Juan juga melihat rasa nasionalisme Poltak dapat dilihat dari rekam jejaknya yang pernah bertarung mengambil alih 44.000 hektare lahan kontrak karya asing milik Rio Tinto dan mampu memenangkannya di Pengadilan.
"Poltak bersama organisasi APEMINDO pada beberapa waktu lalu pernah ikut berjuang bersama para pekerja tambang dalam menolak regulasi pelarangan ekspor mineral yang berdampak atas PHK Massal terhadap ribuan pekerja tambang," pungkasnya.
(crl)
