Share

Bahayanya Telur Goreng Setengah Matang

Erika Kurnia, Jurnalis · Senin 22 September 2014 20:05 WIB
$detail['images_title']
Telur goreng setengah matang (Foto: Healthcareasia)

PARA ilmuwan memeringatkan bahaya memakan telur yang digoreng setengah matang. Mereka mengatakan bahwa bakteri seperti salmonella dan clostridium botulinum yang menyebabkan keracunan pada makanan dapat ditemukan pada telur yang direbus atau digoreng setengah matang.  

Telur mentah atau telur yang dimasak setengah matang dapat menyisakan patogen berbahaya untuk tubuh. Ini harus dihindari, terutama oleh anak muda, orang tua, dan orang dengan sistem kekebalan atau fisik yang lemah, kata sebuah pernyataan yang dikutip Health Care Asia, Senin (22/9/2014).

 

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat, salmonella bisa terdapat bagian luar dan dalam telur yang tampak normal. Jika telur yang dimakan mentah atau dimasak sebentar, bakteri dapat menyebabkan berbagai penyakit berbahaya.

 

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, salmonella bisa terdapat pada bahan pangan mentah, seperti telur dan daging ayam. Salmonella dapat berkembang biak bila proses pamasakan tidak sempurna. Sakit yang diakibatkan oleh bakteri ini dinamakan salmonellosis.

 

Gejala keracunan akibat bakteri ini seperti diare, keram perut, dan demam yang timbul 8-72 jam setelah mengonsumsi pangan yang tercemar. Gejala lainnya adalah menggigil, sakit kepala, mual, dan muntah, yang dapat berlangsung selama lebih dari tujuh hari.

 

Banyak orang dapat pulih tanpa pengobatan, tetapi infeksi salmonella ini juga dapat membahayakan jiwa, terutama pada anak-anak, orang lanjut usia, serta orang yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh, menurut Sentra Informasi Keracunan Nasional, BPOM RI yang menulis rilis berjudul “Keracunan Pangan Akibat Bakteri Patogen”.

 

Clostridium botulinum adalah bakteri yang dapat menyebabkan intoksikasi (keracunan). Toksin yang dihasilkan dinamakan botulinum, bersifat meracuni saraf yang dapat menyebabkan paralisis (kelumpuhan). Pemanasan makanan sampai suhu 800 derajat Celsius selama 30 menit dikatakan cukup untuk merusak toksin.

Dijelaskan pula bahwa gejala keracunan akibat botulism dapat berupa mual, muntah, pening, sakit kepala, pandangan berbayang, tenggorokan dan hidung terasa kering, nyeri perut, letih, lemah otot, paralisis, dan beberapa kasus dapat menimbulkan kematian. Gejala tersebut dapat timbul 12-36 jam setelah toksin tertelan.

(tty)