JAKARTA- Pemerintahan mendatang, Jokowi-Jusuf Kalla (JK) berencana membekukan anak usah PT Pertamina, Pertamina Energy Trading Limited (Petral), karena dianggap memainkan harga impor minyak mentah. Pasalnya, lewat Petral impor minyak menjadi mahal.
Pengamat Perminyakan asal Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswijayanto Zaenuri, mengatakan harga dari Petral menjadi lebih mahal, karena Petral harus mencari untung.
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
“Petral itu anak perusahaan Pertamina dan dia harus menyetor ke Kementrian keuangan dia butuh profit juga. Tinggal Pertamina saja gimana, selama anggaran digunakan benar,” jelas dia kala dihubungi Okezone di Jakarta, Rabu (24/9/2014).
Sekedar informasi, sebelumnya Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla akan menutup anak usaha PT Pertamina (Persero) yang selama ini menjalankan fungsi dalam pengadaan minyak, yaitu Petral. Hal tersebut diyakini terkait dengan komitmen pemerintahan baru memberantas mafia migas.
Melansir data Petral, pada 2011 pendapatan Petral mengalami kenaikan 44 persen, dari USD21,784 miliar menjadi USD31,426 miliar. Sejalan dengan itu, laba bersih Petral juga tumbuh signifikan 35 persen dari USD31,017 juta pada 2010 menjadi USD47,451 juta pada 2011.
(mrt)