Share

Hadapi Krisis Ekonomi, Pemerintah Harus Ambil Risiko

Dani Jumadil Akhir , Okezone · Selasa 23 September 2014 19:38 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 23 20 1043338 y7jgSsHq8V.jpg Ketua Apindo Sofyan Wanandi. (Foto: Okezone)
A A A

JAKARTA - Kondisi perekonomian Indonesia rentan terhadap krisis yang terjadi karena ekonomi global. Hal ini dapat dilihat dalam satu dekade terakhir, Indonesia mengalami krisis finansial pada 2008 dan yang terakhir 2013.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengungkapkan cara agar Indonesia terhindar dari krisis ekonomi yang datang kapan saja.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

"Nomor satu siapkan punya current account termasuk trade defisit. Dengan cara kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) lebih cepat," ucap Sofjan di Hotel Ritz Carlton Pasific Place, Jakarta, Selasa (23/9/2014).

Dia menambahkan, jika ada kenaikan harga BBM, maka akan ada penghematan anggaran dan menyehatkan defisit anggaran. "Jadi pertumbuhan ekonomi lebih susitanable, account defisit langsung terbantu," sebutnya.

Selain itu, pemerintah juga harus menarik lebih banyak lagi investasi masuk ke Indonesia. Menurutnya, penambahan investasi ini dapat berlangsung baik jika ada izin-izin yang sulit dipangkas. "Lewat peraturan-peraturan yang ganggu ekonomi harus diperbaiki. Cuma itu kan fixed time," sebutnya.

Sofjan menambahkan, kondisi dalam negeri juga jadi senjata untuk menangkal krisis, contohnya pembentukan kabinet dalam pemerintahan mendatang yang dipercaya oleh masyarakat.

"Bagaimana orang percaya pemerintah dengan kabinet yang baik kalau enggak mengerti soal financing, susah. Ada cara-cara atasi krisis ini, harus berani ambil risiko," tukasnya.

(mrt)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini