Share

Furnitur Indonesia Dapat Pengakuan China

Selfiani Hasanah , Okezone · Selasa 23 September 2014 14:46 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 23 320 1043156 VpOQycXR4Z.jpg Ilustrasi funitur. (Foto: Okezone)
A A A

JAKARTA - Minggu lalu Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Krisnamurti memimpin misi dagang ke China. Dalam kunjungan tersebut, ada dua kota yang dia hampiri yakni Naning, di bagian selatan China, dan Shanghai.

Bayu mengatakan, dari kunjungannya tersebut, terdapat empat House of Indonesia yang tersebar di seluruh China. House Of Indonesia tersebut menjual berbagai hasil karya furnitur asli buatan Indonesia.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

"Hasil kunjungannya itu adalah bahwa di Shanghai, Indonesia sekarang telah memiliki house of Indonesia, ini adalah sebuah tempat untuk memamerkan secara permanen sekaligus menjual produk-produk Indonesia dalam hal ini khususnya produk furnitur," katanya saat ditemui di gedung Kemendag, Jakarta, Selasa (23/9/2014).

Dia melanjutkan, empat House of Indonesia tersebut yang tersebar di seluruh China, meliputi, Shanghai, Naning, Tianjin, dan Uwi. Dia menyebutkan, di Naning, ada House of Indonesia yang menjual hasil kerajinan Indonesia.

"Kalau di Shanghai, satu toko di dalam satu mall pertokoan yang isinya memang khusus furniture. Kalau di Naning, satu rumah yang dibangun khusus dan dipakai juga untuk memamerkan produk-produk Indonesia, yang utamanya di dalamnya adalah furnitur, tekstil, dan lainnya," tutur dia.

"Ada juga di Tianjin namanya East Java, rumah Jawa Timur yang punya adalah masyarakat Jawa Timur. Tapi juga bisa untuk produk lain selain dari Jawa Timur. Yang terakhir ada di Iwu, bernama Made in Indonesia," tambahnya.

Menurutnya, untuk furnitur Indonesia tahun lalu Indonesia mengekspor USD1,8 miliar di seluruh dunia. Tahun ini, diperkirakan bisa mencapai USD2 miliar. Namun demikian, dia pesimistis lantaran ekspor ke China hanya sekitar USD25 juta.

"Ini enggak terlalu kecil melihat potensi yang ada di kita dan besarnya pasar di China. House of Indonesia itu yang di Shanghai dimiliki oleh pengusaha Indonesia, yang di Naning dimiliki oleh pengusaha China, yang di Tianjin dan Iwu itu adalah patungan antara Indonesia dan China," jelasnya.

Dia mengatakan, berencana untuk membangun lagi House of Indonesia di Beijing dan di Chong Cing. "Ini adalah bagian dari usaha kita untuk mempromosikan produk," tuturnya.

(mrt)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini