JAKARTA – Rencana kenaikan harga bahan bakar subsidi (BBM) serta pelemahan nilai tukar Rupiah menambah biaya perusahaan. Sebut saja perusahaan besar seperti Unilever dan Semen Holcim yang akan menaikkan harga akibat kenaikan BBM dan Rupiah.
Menanggapi fenomena sejumlah perusahaan yang menaikkan harga, Direktur Utama Semen Indonesia (SMGR) Dwi Soejipto mengatakan bahwa perseroan juga akan menaikkan harga terutama jika ada tekanan terhadap cost perusahaan.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
“Kalau ada tekanan cost, inginnya kita ya ada (kenaikan), tapi kita tidak tahu karena persaingan masih agak berat, jadi apakah keinginan menaikkan itu akan bisa atau tidak belum tahu,” jelasnya saat ditemui Roundtable Discussion Koran Sindo, Jakarta, Selasa (23/9/2014).
Menurutnya, yang terpenting saat ini adalah bagaimana perusahaan dapat meningkatkan efisiensi saja, agar dampak dari kenaikan cost tersebut tidak terlalu mempengaruhi perseroan.
“Kalau cost, tahun ini kan rata-rata kenaikan di nasional delapan hingga sepuluh persen, nah semen Indonesia di bawah itu. Untungnya itu, karena kita ada usaha-usaha efisiensi,” ujarnya.
Menurut Dwi, jika memang ada kenaikan harga di pasaran sebesar tiga hingga empat persen itu wajar. “Kenaikan harga jual itu tidak serta merta karena di lapangan itu kan ada persaingan. Tapi jika ada kenaikan di lapangan tiga hingga empat persen saya kira wajar, tapi kembali lagi kita belum bisa karena persaingan ketat,” ungkap dia,
(rzk)
