Share

Solusi Lain Atas "Punahnya" Lagu Anak-anak

Nurul Arifin , Okezone · Selasa 23 September 2014 10:39 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 23 340 1043007 81QZbOA0Pb.jpg Solusi Lain Atas "Punahnya" Lagu Anak-anak (Foto: Ilustrasi)
A A A

SURABAYA - Lagu anak-anak yang semakin, langka membuat perkembangan anak semakin memprihatinkan. Dampaknya, ditengarai jumlah pelaku kriminal di usia anak-anak dari tahun ke tahun semakin meningkat.

Data yang dihimpun Okezone dari Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menyebutkan, angka kriminalitas di anak usia SD hingga SMP cenderung meningkat tajam. Secara nasional angka Kriminalitas anak pada tahun 2010 terdapat 2.413 Kasus, dan tahun 2011 terdapat 2.508 kasus dan tahun berikutnya semakin melonjak tajam.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Sementara kawasan Jabodetabek jumlah laporan yang diterima Komnas PA semakin meningkat. Tahun 2011 ada 2.462 kasus, kemudian naik pada tahun 2012 menjadi 2.626 kasus, dan tahun 2013 melonjak menjadi 3.339 Kasus. Diprediksi pada tahun 2014 jumlahnya akan terus melonjak.

Direktur Surabaya Crisis Children Center Edward Dewaruci mengatakan, meskipun hanya lagu anak, namun dampaknya sangat signifikan bagi perkembangan psikologis anak ke depan.

Karena dengan lagu ini, mampu menciptakan kreativitas anak dan daya imajinasi yang positif ke depan.

"Pemerintah harus mengambil langkah-langkah. Kondisi saat ini memang hampir tidak ada lagu-lagu anak-anak, namun harus ada solusi yakni pemerintah menciptakan kegiatan-kegiatan yang ramah anak lebih intens jika tidak ingin anak-anak Indonesia menjadi pelaku kriminalitas," kata pria yang akrab disapa Tetet ini kepada Okezone, Selasa (23/9/2014).

Salah satunya adalah Pemerintah memfasilitasi kegiatan budaya kepada anak-anak dengan tujuan mengenalkan nilai-nilai budaya lokal yang arif kepada anak.

Ia mencontohkan, berbicara lingkup Surabaya misalnya, tiap hari Sabtu dan Minggu di balai pemuda diberikan fasilitas kegiatan pentas seni dan lain-lain. Jadwalnya diatur sedemikian rupa sehingga anak-anak di Surabaya memiliki penyaluran kreativitas.

"Seni dan budaya sebagai salah satu membangun karakter. Nantinya, anak-anak akan ramah terhadap lingkungan sekitar. Bukan seperti saat ini, anak-anak dicekoki tayangan-tayangan percintaan dan membuat mereka dewasa belum waktunya," ujar mantan Komisioner KPU kota Surabaya itu.

(kem)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini