Share

Tambah Beasiswa Bisa Tambah Jumlah Mahasiswa

Margaret Puspitarini , Okezone · Selasa 23 September 2014 17:01 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 23 373 1043180 06QOLS33Cl.jpg Ilustrasi: Okezone
A A A

JAKARTA - Kemajuan pendidikan tinggi di Indonesia merupakan tanggung jawab berbagai pihak, termasuk pemerintah. Namun, apa sebenarnya tindakan yang dapat dilakukan pemerintah untuk mendukung kemajuan pendidikan tinggi?

Mantan Dirjen Dikti Satryo Soemantri Brodjonegoro menyebut, setidaknya ada empat kontribusi pemerintah untuk meningkatkan pendidikan tinggi di Indonesia. Keempat hal itu terbagi dalam empat sektor, yakni mahasiswa, perguruan tinggi, pemerintah, dan industri.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

"Untuk meningkatkan jumlah mahasiswa, pemerintah dapat menambah jumlah beasiswa. Selain itu, menghadirkan profesional dan pemimpin terkemuka untuk mengasah soft skill dan life skill mahasiswa," tutur Satryo dalam "Swedish Rectors Delegation Workshop" di Indonesia International Institute of Life Sciences (I3L), Pulomas, Jakarta Timur, Selasa (23/9/2014).

Kemudian, kata Satryo, dari sisi perguruan tinggi. Menurut Satryo, pemerintah harus mendorong iklim penelitian maupun inovasi di perguruan tinggi sehingga mampu bersaing tidak hanya di tingkat nasional tapi juga internasional.

"Selanjutnya, masyarakat harus mampu percaya kepada pemerintah. Sebaliknya, pemerintah harus benar-benar memberikan dukungan penuh untuk mencapai tujuan tersebut," paparnya.

Keempat, urai Satryo, meningkatkan daya saing industri dalam negeri untuk bisa bersaing secara global. Sehingga keuntungan tersebut bisa kembali dan menyejahterakan masyarakat Indonesia.

"Kebanyakan industri impor, mulai dari jarum hingga beras. Bukan karena kita tidak mampu produksi sendiri tapi mindset kalau impor itu lebih murah dan menguntungkan. Mindset itu yang harus diubah," imbuh Satryo.

(faj)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini