Share

OJK Sebut Adanya "Perang" Suku Bunga Perbankan

Dani Jumadil Akhir , Okezone · Selasa 23 September 2014 07:52 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 23 457 1042950 fDUypK0ZyL.jpg OJK Sebut Adanya "Perang" Suku Bunga Perbankan (Ilustrasi: Reuters)
A A A

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat setidaknya ada “perang” suku bunga perbankan yang memberikan suku bunga deposito dalam satu bulan mencapai level 11 persen.

Menanggapi hal tersebut, Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara mengatakan, perang suku bunga itu terjadi memang karena rasio kredit terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio)/LDR) perbankan itu sudah tinggi,

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

"Itu artinya funding perbankan itu sudah terbatas," ucap Mirza di Gedung DPR, Jakarta, tadi malam.

Mirza menambahkan, selain itu ada tren suku bunga Amerika Serikat (AS) yang mau meningkat. Jadi jika tidak mau terjadi perang suku bunga kredit, pertumbuhan kreditnya harus ditahan atau bank cari sumber dana lain selain deposit.

"Tapi kalau ngejarnya deposit terus, yang punya dana akan minta mahal," sebutnya.

Menurutnya, sumber dana lain bisa masuk seperti ke pasar obligasi, penerbitan medium term note, penerbitan Negotiable Certificate of Deposit (NCD).

"NCD memang belum tumbuh, tapi harus terus dikembangkan," kata Mirza.

Lanjut Mirza mengungkapkan, hal ini tidak akan terjadi jika bank tidak mengejar deposit dengan agresif, sehinggga yang mempunyai dana juga tidak minta dibayar mahal.

"Itu kan sebenernya harga dari dana ya. Bank akan dimintain deposit kalau terus menggenjot kredit agresif. Kalau dia terus genjot kredit padahal LDR nya tinggi, maka dana yang dicari itu jadi jual mahal kan. Kalau tidak mau bayar suku bunga deposito tinggi ya mau tidak mau harus pertumbuhan kreditnya dilambatkan atau cari sumber dana baru," tutupnya.

(rzy)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini