EDINBURGH - Ketidakpastian status kemerdekaan yang terjadi di Skotlandia beberapa waktu lalu ternyata juga berdampak pada pasar properti Skotlandia. Ketakutan investor dan sikap para investor yang cenderung lebih berhati-hati sembari menunggu hasil referendum sempat membuat pasar properti Skotlandia berada di zona merah.
"Konsultan Property Knight Frank Skotalandia memprediksi, setelah referendum, harga properti real estat di Skotlanida melejit tiga persen pada akhir tahun ini. Dan diprediksi akan terus naik hingga enam persen pada 2015 mendatang," demikian dikutip dari Forbes, Selasa (23/9/2014).
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Kepala Agen properti Savills, Charles Heart menyebut, perdebatan status kemerdekaan yang terjadi beberapa waktu lalu membuat pasar properti Skotlandia menjadi tertahan.
"Perdebatan membuat pasar tertahan, khususnya mengurangi jumlah pembeli dari selatan bergerak ke utara," ucap Charles.
Seperti yang diketahui sebelumnya, hasil referendum Skotlandia menunjukkan 55,3 persen rakyat menolak untuk merdeka. Sementara hanya 44,7 persen dari rakyat Skotlandia menginginkan berpisah dari Inggris. Melalui hasil referendum ini, para broker berharap bisa menjadi ajang bangkitnya kembali pasar properti di Skotlandia.
(wdi)
