JAKARTA - Manusia tanpa gangguan pendengaran enggak akan kesulitan berkomunikasi meski menggunakan pola kalimat tidak beraturan. Sayangnya, tidak demikian dengan penderita tunarungu.
Kesulitan utama penderita tunarungu dalam berkomunikasi adalah minimnya penguasaan sintaksis, yakni pola kalimat. Posisi subjek-predikat-objek yang sering terbalik membuat pesan yang ingin disampaikan pada lawan bicara menjadi terganggu.
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Nah, untuk meningkatkan kemampuan sintaksis anak tunarungu, lima mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pun membuat inovasi menarik. Yeni Irma Normawati, Sayidah Alawiyah, serta Tri Dilla Adrilianti dari Prodi Pendidikan Luar Biasa, Aulia Azmi Masna dari Prodi Teknologi Pendidikan, dan Retno Widianti dari Prodi Pendidikan Teknik Elektro membuat media pembelajaran game edukasi berbasis flash bertajuk Sentence Scramble Game (SSG).
Yeni menjelaskan, SSG menampilkan berbagai kalimat acak dalam bentuk flash. Permainan hasil Program Kreativitas Mahasiswa bidang penelitian ini memiliki tiga level kesulitan. Untuk memudahkan pengguna dalam menyelesaikan soal, Yeni dan kawan-kawan menggunakan tokoh animasi .
"Hal ini disesuaikan dengan karakteristik anak tunarungu yang lebih memanfaatkan organ visualnya dalam proses pembelajaran," ujar Yeni, seperti dilansir laman UNY, Rabu (24/9/2014).
Menurut Aulia, SSG dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran anak tunarungu dalam mengembangkan kemampuan sintaksis mereka. Inovasi ini menarik karena memungkinkan seseorang belajar sambil bermain.
"SSG dapat digunakan di sekolah maupun di rumah sehingga siswa dapat belajar secara fleksibel," imbuhnya.
Yeni mengimbuhkan, pengoperasian SSG harus didukung perangkat keras seperti laptop, komputer, dan pemutar DVD. Dia mengklaim, SSG dapat dipakai dalam kegiatan pembelajaran bahasa di SLB.
"Hasil validasi ahli, uji coba dan hasil uji efektivitas media menunjukkan kategori baik," tutur Yeni.
(rfa)