JAKARTA - Pemimpin di sebuah perguruan tinggi harus memahami tugasnya dengan baik. Sebelum itu, mereka juga harus mengerti mengenai entitas sebuah perguruan tinggi.
Untuk itu, Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung menggelar Lokakarya Pengembangan Kapasitas Kepemimpinan Perguruan Tinggi. Diikuti oleh Wakil Dekan II Fakultas dan Ketua Program Studi (Prodi) S-1 Fakultas di lingkungan Unpad, kegiatan itu menghadirkan mantan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Satryo Soemantri Brodjonegoro sebagai pembicara.
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Dalam kesempatan tersebut, Satryo menyatakan, pimpinan perguruan tinggi, misalnya Rektor, Direktur, Dekan, Ketua Jurusan, dan Kepala Pusat perlu dilengkapi dengan keahlian dan pengetahuan yang memadai. Kemampuan tersebut meliputi kepemimpinan akademik, manajemen pengetahuan, tata kelola perguruan tinggi, dan manajemen fakultas/jurusan.
Dia menilai, memimpin perguruan tinggi memerlukan keahlian dan pengetahuan yang khusus karena perguruan tinggi merupakan suatu entitas yang unik. Apalagi, perguruan tinggi memiliki visi untuk mencetak masyarakat berpengetahuan yang berbeda dengan sebuah perusahaan.
"Perguruan tinggi bukanlah sebuah kantor, bukan sebuah pabrik dan juga bukan sebuah perusahaan. Perguruan tinggi adalah suatu entitas pengembang pengetahuan yang tujuannya adalah menciptakan masyarakat berpengetahuan,” ujar Satryo, seperti dilansir dari laman Unpad, Minggu (28/9/2014).
Pendapat senada juga disampaikan Wakil Rektor Bidang SDM, Sarana dan Prasarana, serta Tata Kelola Unpad, Roni Kastaman. Dia berharap, lokakarya itu dapat membantupara pimpinan menjalankan tugas mereka dengan tetap meniti karier akademiknya, dan secara bersamaan juga mampu memberdayakan koleganya agar mencapai karier optimum.
Apalagi, lanjutnya, Unpad juga tengah mengalami transisi menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum atau PTN BH. “Unpad sangat memerlukan pengembangan kepemimpinan berkaitan dengan perubahan status Badan Layanan Umum (BLU) Unpad menjadi PTN BH,” kata Roni.
(mrg)