JAKARTA - PT Pertamina (Persero) telah menyampaikan kepada Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) terkait mahalnya harga jual avtur di Indonesia. Pasalnya, hal ini membuat tiket pesawat menjadi mahal.
Vice Presiden Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir, mengatakan bahwa letak geografi Indonesia membuat pendistribusian avtur ke tiap bandara di Indonesia berbeda-beda. Hal tersebut juga yang menjadikan harga jual avtur di Indonesia lebih mahal jika dibandingkan dengan Singapura.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
"Indonesia Dan Singapura tidak bisa dibandingkan apple to apple," kata Ali di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (30/9/2014).
Ali menjelaskan, murahnya harga jual avtur di Singapura, dikarenakan luas wilayah yang kecil dan juga letak kilang yang dekat dengan bandara utamanya, yakni Changi Airport.
"Jadi kita enggak bisa ngecompare dengan itu, suplai di bandara Changi itu langsung di Singapura, sedangkan suplai yang di Indonesia itu yang Cengkareng, disuplai dari Cilacap. Singapura hanya satu bandara, ada satu bandara yang private harga lebih mahal dibandingkan kita," tambahnya.
Sementara Pertamina, harus melayani pendistribusian avtur terhadap 62 bandara di Indonesia. Oleh karena itu, mahal dan murahnya harga jual avtur juga bisa tergantung oleh placing policy dari tiap-tiap bandara itu sendiri.
"Kalau di Indonesia industri penerbangan di Garuda Selain PPh, Ada PPN. Ada kemudian airport tax, Ada iuran di BPH Migas, tapi yang ini enggak ada di Changi," pungkasnya.
(mrt)