Share

SBY Sudah Diingatkan Soal Dampak RUU Pilkada

Misbahol Munir , Okezone · Selasa 30 September 2014 17:05 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 30 339 1046426 3LLZuewNZU.jpg Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (Foto: Okezone)
A A A

JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah diperingatkan sejak awal agar memberikan perhatian khusus pada proses pengesahan RUU Pilkada di DPR. Sayangnya SBY terlalu percaya diri bahwa polemik RUU Pilkada tidak akan panjang.  

  "Kami sudah ingatkan SBY sejak awal agar tidak menganggap remeh proses RUU Pilkada ini jika ingin tidak meninggalkan jejak hitam, karena ini esensi reformasi sejati yang diperjuangkan. Tapi, kemudian SBY sore di Youtube merespons bahwa tidak relevan mengaitkan saya dengan proses RUU Pilkada, walau kemudian SBY menyatakan Demokrat dukung pilkada langsung," jelas Ketua Pusat Kajian (Pusaka) Trisakti Rian Andi Soemarno, di Jakarta, Selasa (30/9/2014).

 

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Kata dia, publik juga menginginkan sikap SBY tidak hanya sekedar sebagai presiden, tapi sebagai Ketua Demokrat harus konsisten antara ucapan dan perbuatan di paripurna saat itu.

 

"Jika sudah seperti ini untuk memulihkan kehormatan beliau bukan hanya sekedar teknis menandatangi atau tidak UU Pilkada. Tapi, SBY dapat buktikan kongkrit pada publik adanya komitmen bergandengan tangan bersama Jokowi-JK ke depan memberikan sumbangsih pemikiran mewujudkan Indonesia Maju, Berkualitas dan Demokratis baik diparlemen dan pemerintahan kedepan," jelas dia.

 

Sebelumnya, Pusaka Trisakti mengingatkan SBY untuk mengawal RUU Pilkada.

 

"Jika paripurna nanti dia kembali ragu dan tidak sepenuh hati mendukung pilkada langsung. Ironisnya itu akan dianggap merupakan jejak hitam demokrasi yang ditinggalkan SBY di ujung karier politiknya. Itu diyakini akan menurunkan kulalitas dirinya selaku seorang yang demokratis hingga tersisa 20 persen saja," kata Rian Andi Soemarno di Jakarta, Minggu 14 September 2014

 

Presiden SBY pun menjawab tudingan tersebut Minggu, 14 September 2014 malam dalam wawancara di Youtube.

 

"Jadi tidak relevan mengaitkan saya kalau justru saya yang harus bertanggung jawab dan dianggap meninggalkan titik hitam demokrasi. Yang berbeda pendapat siapa? Kenapa dilarikan ke SBY? Saat ini pun saya sedang berpikir keras," pungkasnya.

(hol)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini