Share

KB Unas Curhat ke Kemendikbud

Rachmad Faisal Harahap , Okezone · Selasa 30 September 2014 17:15 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 30 373 1046434 e5u8fu5Z7X.jpg KB Unas Curhat ke Kemendikbud. (Foto: Rachmad Faisal/Okezone)
A A A

JAKARTA - Peristiwa pembekuan organisasi intra kampus dan pemecatan sejumlah mahasiswa Universitas Nasional (Unas) memasuki babak baru. Kali ini, keluarga besar (KB) Unas menyambangi Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk menyampaikan keluh kesah mereka.

Juru Bicara KB Unas, Muhammad Afif Rahadian membeberkan, sampai saat ini belum ada titik terang penyelesaian berbagai masalah di kampusnya. Di antara masalah yang dimaksud Afif adalah penemuan narkoba di dalam kampus, pemberian sanksi drop out (DO) dan skorsing, pembekuan organisasi intra kampus secara sepihak, penetapan Dekan fakultas ilmu sosial dan ilmu politik (FISIP) yang mencoreng demokrasi, serta penahanan satu mahasiswa karena membakar banner. Kasus terakhir, kata Afif, adalah intimidasi pimpinan kampus terhadap mahasiswa melalui preman bayaran.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

"Hingga saat ini, pihak kampus belum membuka ruang dialog bagi mahasiswa yang ingin menuntut keadilan dan kebenaran. Tindakan yang dilakukan kampus justru menjaga ketat lingkungan kampus dengan merekrut pihak keamanan yang menjaga lingkungan kampus dari mahasiswa yang ingin mencoba bertemu dengan pimpinan kampus," beber Afif, saat audiensi KB Unas dengan Kemendikbud di Gedung Itjen Kemendikbud, Senayan, Selasa (30/9/2014).

Permasalahan-permasalahan tersebut, kata mahasiswa jurusan hukum itu, seolah hanya menjadi sebuah tontonan oleh para rektorat kampus. Rektorat, ujar Afif, tidak memberi respons baik untuk menyelesaikan permasalahan. Menurutnya, pembiaran masalah ini semakin membuat situasi kampus Unas tidak kondusif. Dampaknya, mahasiswa pun tidak nyaman dalam melakukan aktivitas perkuliahan.

"Sebuah lembaga pendidikan yang pada hakikatnya merupakan sebuah wadah untuk mengasah intelektualitas dengan mengedepankan nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan demokratis justru dirusak oleh tindakan pimpinan kampus yang otoriter, arogan, dan sewenang-wenang tanpa melihat keberadaan mahasiswa sebagai civitas akademika. Kami yang tergabung dalam KB Unas menuntut pimpinan kampus untuk tidak arogan dan sewenang-wenang terhadap anak didiknya," ucap mahasiswa angkatan 2011 itu.

(rfa)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini