Share

Keringat Bukan Penyebab Bau Kaki

Erika Kurnia, Jurnalis · Selasa 30 September 2014 20:27 WIB
$detail['images_title']
Keringat Bukan Penyebab Bau Kaki (Foto: Localhealthy)

SETIAP orang tentu akrab dengan bau kaki. Meski pada periode tertentu bau kaki bisa hanya sesaat, namun ada juga orang yang mengalami ini untuk waktu yang lama, sehingga mereka dicap dengan bau kakinya. Dengan demikian, apa sebenarnya penyebab bau kaki ini?

Sepasang kaki memiliki kurang lebih 250.000 kelenjar keringat yang dapat menghasilkan sekitar setengah liter keringat setiap hari. Itu berarti kaki dapat menghasilkan lebih banyak keringat per inci persegi kulit daripada bagian lain di tubuh.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Keringat memang sering kali disalahkan sebagai penyebab bau kaki, padahal keringat aslinya tidak berbau. Seperti dikutip dari Howstuffworks, setidaknya ada dua jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar apokrin dan kelenjar ekrin.

Kelenjar apokrin ditemukan di dekat folikel rambut, ini banyak ditemukan di daerah kepala, ketiak, dan selangkangan. Keringat yang daerah tersebut keluarkan berbentuk cairan kental kekuningan (karena mengandung lemak) yang dapat keluar saat kita stres.

Kelenjar ekrin, di sisi lain, berada di seluruh kulit tubuh, termasuk kaki. Keringat yang dihasilkan oleh kelenjar ekrin pada telapak kaki mengandung cukup banyak hanya air dan garam, dan benar-benar tidak memiliki bau sama sekali.

Staphylococcus epidermidis dan Bacillus subtilis, misalnya, dua jenis bakteri yang secara alami hidup di kulit kaki. Mereka senang tinggal di lingkungan lembap dan hangat, tetapi mereka juga senang hidup di kaki telanjang yang berkeringat.

Bakteri tersebut juga hidup dari zat asam amino dan leucine yang ditemukan dalam keringat kelenjar ekrin. Ketika bakteri memakan leucine mereka menghasilkan produk sampingan mengandung gas sendiri seperti asam isovaleric, yang berbau seperti cuka.

Brevibacterium linens juga merupakan bakteri yang banyak menyebabkan bau pada kaki manusia. Jika kaki cenderung memiliki aroma, seperti belerang atau amonia, ini bisa disebabkan oleh Brevibacterium linens yang dapat berkembang di lingkungan  asin dengan suhu sekitar 20 sampai 30 derajat Celsius.

B. Linen memakan sel-sel kulit kering dan mati di telapak kaki dan mereka mencerna kulit untuk menghasilkan bau telur busuk (belerang), produk sampingan yang terjadi ketika mereka mengubah asam amino pada kulit menjadi methanethiol.

(fik)