Share

Freeport Mampu Ekspor Hingga USD1 Miliar

Dani Jumadil Akhir , Okezone · Rabu 01 Oktober 2014 20:40 WIB
https: img.okezone.com content 2014 10 01 19 1047060 IlxvCH9RIA.jpg Freeport Mampu Ekspor Hingga USD1 Miliar (Ilustrasi: Reuters)
A A A

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada bulan Agustus 2014 sebesar 0,27 persen. Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Chairul Tanjung menyatakan itu hal yang baik.

"Inflasi kan bulan ini relatif kecil 0,27 persen," ucap CT sapaan akrab dirinya di kantornya, Jakarta, Rabu (1/10/2014).

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Menurut CT, angka inflasi ini juga sebelumnya sudah diinformasikan langsung oleh Kepala BPS Suryamin.

"Semalam saya sudah dapat pemberitahuan resmi. Semua baik, undercontrol. Segala sesuatunya berjalan dengan baik," imbuhnya.

Terkait neraca perdagangan yang defisit, menurut CT ada beberapa poin yang masih jadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. CT memberikan contoh hal tersebut adalah karena belum tercount-nya ekpor-ekspor di bidang minerba.

"Bulan depan ini baru yang masuk. Insya Allah bulan depan ini bisa positif sehingga nanti selama setahun porsinya (defisit) menjadi lebih kecil. Saya tidak tahu detilnya," kata CT.

Seperti halnya Freeport, CT menilai perusahaan asal AS tersebut mampu mengekspor sekira USD1 billion sampai akhir tahun USD2 bilion, sehingga ada kenaikan yang luar biasa dan ini termasuk Newmont.

"Belum yang lain. Tapi ini ada sedikit masalah mulai satu Oktober ini kan ekspor batu bara harus memakai peraturan ET. Kenapa? Karena kita pengen menerapkan aturan itu supaya tidak boleh lagi ada pengekspor batu bara yang masih berhutang pada negara belum bayar royalty, ini itu tapi boleh meng-ekspor. Sekarang harus lunasi dulu paling lambat akhir tahun. Jadi kalau belum punya uang sekarang enggak apa-apa pakai bank garansi," paparnya.

Dengan demikian, CT menilai hal ini akan ada pengaruh kepada neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan.

"Pasti ada pengaruhnya, tapi begini pengaruh jangka pendek itu harus berani kita korbankan untuk ke-suistable kita jangka panjang. Jangan sampai kita mengorbankan jangka panjang untuk jangka pendek. Karena kalau tidak dipaksa seperti minerba terus saja tidak bangun smelter," pungkasnya.

(rzk)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini